SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umat ​​Islam di Perancis Khawatirkan Partai Sayap Kanan

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - Rabu, 3 Juli 2024 - 15:19 WIB

Rabu, 3 Juli 2024 - 15:19 WIB

15 Views

Kaum Muslimah di Perancis (Anadolu Agency)

Paris, MINA – Umat Islam di Perancis, rumah bagi salah satu minoritas Muslim terbesar di Eropa, mengkhawatirkan Partai Sayap Kanan yang antiimigran dan anti-Islam, menjelang pemilu putaran kedua.

Al Jazeera melaporkan, kelompok sayap kanan memimpin putaran pertama pemilihan parlemen, yang diprediksi akan menjadi mayoritas setelah pemilu putaran kedua tanggal 7 Juli.

Tokoh oposisi Perancis, Marine Le Pen menyatakan partai sayap kanannya telah “hampir mengalahkan sepenuhnya” Presiden Emmanuel Macron setelah memimpin di putaran pertama pemilihan umum parlemen pada hari Ahad kemarin.

Le Pen dikenal sebagai politisi yang menyerukan agar jilbab dilarang di ruang publik.

Baca Juga: Aktivis di Suriah Utara Kampanye Boikot Produk Israel

Sementara Jordan Bardella (28), Presiden National Rally dari haluan kanan, yang dikenal sebagai anak didik Le Pen, dan berpeluang menjadi Perdana Menteri Perancis berikutnya, menyebut jilbab sebagai “alat diskriminasi”.

Bardella mengecam daerah padat penduduk di utara Paris tempat dia dibesarkan, Seine-Saint-Denis, dan berjanji untuk melarang warga negara ganda melakukan beberapa pekerjaan di pemerintahan yang “paling strategis” jika partainya merebut kekuasaan.

“Saya benar-benar merasakan perasaan menjadi orang asing di negara sendiri.

Saya telah mengalami Islamisasi di lingkungan saya,” kata Bardella, pada bulan Juni.

Baca Juga: Hizbullah Lebanon: Gencatan Senjata di Gaza Kunci Redakan ketegangan

Presiden Emmanuel Macron yang memimpin Partai Renaisans, menyerukan pemungutan suara cepat setelah mengalami kekalahan memalukan di tangan kelompok sayap kanan dalam pemilihan Parlemen Eropa baru-baru ini.

Namun pertaruhannya yang berisiko menjadi bumerang. Sementara National Rally memperoleh sekitar sepertiga suara dengan 33,15 persen, Front Populer Baru, sebuah aliansi sayap kiri, berada di urutan kedua dengan 28,14 persen.

Macron kembali terpuruk karena aliansinya yang berhaluan tengah hanya memperoleh perolehan suara sebesar 20,76 persen.

Ribuan pengunjuk rasa telah turun ke jalan sejak beberapa waktu lalu untuk melakukan unjuk rasa menentang kelompok sayap kanan. []

Baca Juga: Kemenag Buka Pendaftaran Seleksi Imam Masjid ke UEA Hingga 3 Juli

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Eropa
Breaking News
Eropa
Kolom
Palestina
Palestina
Khutbah Jumat
Indonesia
MINA Millenia