Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umat Islam Diminta Waspadai Khilafah Palsu

Rendi Setiawan - Ahad, 21 Mei 2017 - 10:06 WIB

Ahad, 21 Mei 2017 - 10:06 WIB

420 Views

Pengasuh Ponpes Shuffah Hizbullah Al-Fatah Maos, Cilacap, KH. Arif Hizbullah, MA. (Foto: Zaenal/MINA)

Pengasuh Ponpes Shuffah Hizbullah Al-Fatah Maos, Cilacap, KH. Arif Hizbullah, MA (Foto: Zaenal/MINA)

Bogor, 24 Sya’ban 1438/21 Mei 2017 (MINA) – Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes), Shuffah Hizbullah Al-Fatah Maos, Kabupaten Cilacap, KH. Arif Hizbullah, MA mengatakan, syariat Khilafah tidak bisa dipisahkan dari pola yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Menurut alumni Universitas Islam Malaya itu, kata Khilafah tidak boleh dipisahkan dari kalimat “ala minhajin nubuwwah” sebagai identitas yang sangat penting untuk membedakan dengan khilafah palsu.

Khilafah tidak bisa dipisahkan dari manhaj Rasulullah. Kalau dipisahkan, maka akan muncul definisi yang bermacam-macam tentang khilafah dan ujungnya akan muncul khilafah palsu,” kata Arif Hizbullah saat mengisi kegiatan Tablig Akbar Jamaah Muslimin (Hizbullah) di Masjid At-Taqwa, Ahad (21/5).

Kata dia, sesuatu yang palsu identik dengan hal yang berbahaya bagi umat Islam. “Jangankan khilafah dipalsukan, nabi saja bisa dipalsukan,” tegasnya.

Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online

Ia menegaskan, apabila media terus-terusan memberitakan bahwa syatiat khilafah sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan di era saat ini, maka hal tersebut bisa menimbulkan perpecahan, dan itu sangat berbahaya.

“Orientasi khilafah bukan pada kekuasaan. Jadi media tidak perlu memberitakan hal-hal yang negatif tentang khilafah. Adapun perbedaan makna khilafah di antara kelompok umat Islam, jangan dijadikan alasan untuk menjelekkan citra khilafah,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa saat ini umat Islam perlu belajar dan memahami makna khilafah yang seusai dengan manhaj Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.

Tablig Akbar Jamaah Muslimin (Hizbullah) 1438 H menghadirkan sejumlah pembicara, baik dari dalam maupun luar negeri, seperti Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur, Dosen Universitas Islam Malaya (UIM) Dr. Abdul Malik, Ulama Pattani Thailand, Ulama Filipina Watteu Ibrahim, Narasumber Radio Silaturahim (Rasil) Ustadz Salman Al Farisy. (L/R06/B05)

Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

MINA Health
Kolom
Kolom
Indonesia
Kolom