Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Umat Islam Harus Bersatu dalam Perjuangan, Bukan Berpacu dalam Perpecahan

Widi Kusnadi Editor : Zaenal Muttaqin - 36 detik yang lalu

36 detik yang lalu

0 Views

Ust KH Abul Hidayat Saerodjie (foto: MINA)

Purbalingga, MINA – Umat Islam diingatkan untuk berhenti berpacu dalam perpecahan dan segera bersatu dalam perjuangan, dengan kepemimpinan sesuai syariat Islam. Seruan itu disampaikan KH. Abul Hidayat Saerodjie dalam tausiyahnya bertajuk “Sudah Saatnya Muslimin Bersatu dengan Khiththah Kenabian pada tabligh akbar di Masjid Daarul Muttaqin, Karangcengis, Purbalingga, Ahad (3/8).

KH Abul Hidayat yang merupakan pimpinan Lembaga Bimbingan Islam dan Penyuluhan Ibadah (LBIPI) Al-Fatah itu juga menegaskan pentingnya umat Islam untuk segera bersatu di atas manhaj kenabian guna menghadapi derasnya konspirasi global yang terus menindas umat.

“Adzab terhadap umat Nabi Muhammad ﷺ bukan turun dari langit atau keluar dari bumi, melainkan dari sikap umat Islam sendiri yang enggan bersatu,” ujarnya mengutip firman Allah dalam Q.S. Al-An’am [6]: 65 dan hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim.

KH. Abul Hidayat menyoroti dua pertunjukan besar yang sedang berlangsung di dunia: kesombongan kaum kafir yang terus menjajah negeri-negeri Muslim, dan ketidakberdayaan umat Islam yang tercerai-berai dan gagal membangun kekuatan berjama’ah.

Baca Juga: Dr As’adi Ma’ruf Tegaskan Pentingnya Memahami UU Ormas dalam Prespektif Hukum dan Syariat

Ia mengingatkan, musuh-musuh Islam memanfaatkan teori “labeling” dan operasi false flag untuk menyudutkan umat Islam. Dalam keadaan seperti ini, kekuatan berjama’ah dan sistem kenabian menjadi kebutuhan yang mendesak.

“Umat Islam seperti buih di lautan. Jumlah besar, tapi tanpa kekuatan. Tanpa persatuan yang kokoh, kebenaran akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir,” ujarnya mengutip atsar Khalifah Ali bin Abi Thalib.

Menurutnya, lemahnya umat hari ini disebabkan oleh tidak diamalkannya ajaran Islam secara menyeluruh, tidak terbangunnya sistem jama’ah dan kepemimpinan, serta kuatnya pengaruh pemikiran asing yang mengikis aqidah dan ukhuwah.

KH. Abul Hidayat mengajak umat kembali kepada tiga pilar tegaknya Islam: aqidah, syari’ah, dan kepemimpinan umat. Ketiganya harus ditegakkan secara kaffah dalam satu sistem kenabian, bukan dalam kerangka politik pragmatis yang memecah belah.

Baca Juga: Pengendalian Karhutla di Kalbar Harus Berbasis Teknologi dan Penegakan Hukum Tegas

“Mari kita kembali kepada jalan kenabian: berjama’ah dan berimamah. Inilah satu-satunya jalan untuk menolak kehinaan dan menyongsong tegaknya peradaban Islam,” tegasnya.

Ia juga menegaskan bahwa Islam adalah rahmat, bukan ancaman. “Islam itu pohon yang rindang, memberi teduh dan buah bagi semua makhluk. Namun jika kita tak bersatu, pohon itu bisa tumbang karena akar-akar yang tercerai,” tuturnya.

KH. Abul Hidayat mengutip hadits Nabi, ia menyerukan agar umat menetapi jama’ah dan imam mereka, serta meninggalkan seluruh bentuk firqah-firqah. “Tegaknya Jama’ah Muslimin adalah kebutuhan yang tak bisa ditunda.”

Ia mengajak kaum muslimin di Indonesia dan dunia untuk menjadikan ukhuwah sebagai kekuatan. Perbedaan bukan untuk dipertajam, tapi dijembatani demi tegaknya persatuan umat. []

Baca Juga: Langkah Cinta untuk Palestina, Ribuan Massa Tumpah Ruah di Jalan-Jalan Purbalingga

Mi’raj News Agency (MINA) 

Rekomendasi untuk Anda