Jakarta, MINA – Founder Sekolah Online Bengkel Diri, Ummu Balqis mengatakan bahwa tumbuhnya kecerdasan seorang anak berasal dari lingkungan keluarga yang cerdas.
Hal itu dikatakan Ummu Balqis saat menjadi salah satu pembicara pada Festival Republik 2018 yang diadakan oleh Republika jelang akhir tahun yang digelar sejak Sabtu hingga Senin (29-31/12) di Masjid At-Tiin, Jakarta.
Berbicara pada Seminar Parenting Refleksi Pengasuhan Anak yang merupakan rangkaian dari Festival Republik, Ummu Balqis mengatakan, untuk membentuk anak-anak menjadi cerdas maka dibutuhkan pula ibu-ibu yang cerdas.
“Ibu-ibu harus cerdas untuk menciptakan anak-anak yang cerdas. Ibu-ibu harus bahagia untuk menciptakan anak-anak yang bahagia,” katanya di Ruang Serbaguna Masjid At-Tiin, Ahad (30/12) di hadapan para peserta seminar.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
Mengutip surat An-Nisaa ayat 9, Ummu Balqis menjelaskan bahwa Allah SWT menyuruh setiap orangtua untuk menyiapkan anak-anaknya sebaik mungkin. Sebab, ayat itu secara gamblang menyebutkan untuk tidak meninggalkan anak dalam keadaan tidak siap ditinggalkan.
“Pada zaman Rasulullah, muncul anak-anak cerdas yang semuanya tidak lepas dari peran penting ibunya, seperti Usamah bin Zaid yang memimpin perang melawan Roma diusianya yang masih 18 tahun. Zaid bin Tsabit yang baru berumur 13 tahun tapi sudah menjadi penerjemah Rasul,” ujarnya.
Ia menjelaskan, hambatan dalam mengasuh anak dimulai dari ilmu yang kurang dari orangtua, visi misi keluarga yang tidak jelas, tidak memiliki aturan waktu, dan orangtua zaman sekarang malas-malas.
“Ibu-ibu jaman now inginnya yang praktis. Tidak jarang anak balita dikasih tablet biar anteng. Terus ibunya juga sibuk main gadget. Nggak mau capek ngajak anaknya bikin permainan yang kreatif,” katanya
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
Oleh karena itu, Ummu Balqis mengimbau kepada ibu-ibu maupun calon ibu untuk menggempur rasa malas jika ingin mendidik anak yang hebat dan cerdas.
“Orangtua itu harus memiliki ilmu yang mumpuni dalam mendidik anak, belajar metode parenting ala Rasulullah, memberikan konten bahan ajar yang sesuai serta memberikan keteladanan. Kalau ngaji aja jarang, tasmi anaknya aja males, tapi ingin anaknya jadi hafidz. Ya sulit,” katanya. (L/Mufi/R06)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III