Paris, MINA – Organisasi Pendidikan, Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) mengakui Idul Fitri dan Idul Adha sebagai hari besar keagamaan. Pengakuan ini diambil atas usulan lebih dari 30 negara, termasuk Indonesia.
“Pengakuan dan perayaan Idul Fitri dan Idul Adha oleh UNESCO menggarisbawahi komitmen organisasi untuk mendorong pemahaman budaya dan saling menghormati,” ungkap UNESCO dalam dokumen itu, mengutip situs resminya, Jumat (29/3).
“Sikap ini menekankan komitmen UNESCO untuk merangkul keberagaman dan mengakui kekayaan warisan budaya dan praktik keagamaan di negara-negara anggota,” sambungnya.
UNESCO juga menyatakan, pengakuan tersebut untuk memperkuat dialog antar-agama.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Dengan mengakui kedua hari besar agama Islam itu, UNESCO akan mempromosikan dialog, toleransi, dan sikap saling menghormati.
Dalam dokumen itu pun tercantum usulan mengakui dan memperingati Idul Fitri dan Idul Adha yang bertujuan merayakan kekayaan keragaman budaya dan agama di negara anggota.
KBRI Paris dalam sebuah pernyataan mengungkapkan, pengakuan UNESCO terkait Idul Fitri dan Idul Adha sebagai Hari Besar keagamaan adalah hasil dari usulan Indonesia.
Dubes RI di Paris yang merupakan Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Mohamad Oemar menyampaikan usulan ini pada sidang ke-219 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris pada Selasa (26/3). Usulan itu pun disetujui secara aklamasi dan diadopsi sebagai hasil keputusan sidang.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
“Alhamdulillah, atas usulan Indonesia, dan didukung lebih dari 30 negara, UNESCO telah mengakui Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha sebagai Hari Besar keagamaan,” ungkap Oemar.
Salah satu poin keputusannya adalah meminta UNESCO untuk memastikan bahwa pada kedua hari tersebut, tidak akan diselenggarakan pertemuan resmi apapun di Markas Besar UNESCO di Paris.
Indonesia menjabat sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO periode 2023-2027, setelah terpilih pada pemilihan Konferensi Umum UNESCO ke-42 bulan November 2023. (R/Ai/R2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina