Berlin, 2 Dzulhijjah 1436/16 September 2015 (MINA) – Jerman, Austria dan Slovakia, Selasa mendesak digelarnya konferensi tingkat tinggi khusus Eropa pekan depan untuk membahas krisis migran, di tengah peringatan Kanselir Jerman Angela Merkel bahwa “waktu sudah hampir habis“.
Merkel mengatakan Dia dan mitranya dari Austria Werner Faymann telah mengusulkan pertemuan khusus dan menelepon Presiden Uni Eropa Donald Tusk.
“Ini adalah masalah bagi seluruh Uni Eropa, karenanya kami beralasan untuk menggelar KTT Uni Eropa minggu depan,” katanya dalam konferensi pers bersama dengan Faymann. “Donald Tusk akan melihat masalah itu.”
“Waktu hampir habis, kita tidak bisa menunggu sampai pertengahan Oktober, ketika KTT Uni Eropa reguler berikutnya dijadwalkan,” ujarnya.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Masalah untuk mengakui pengungsi “hanya bisa diselesaikan dalam pan-Eropa,“ kata Merkel yang berharap negaranya bisa menerima hingga satu juta pencari suaka tahun ini.
Menurut Merkel, KTT tidak akan membahas kuota nasional pengungsi bagi negara-negara Uni Eropa – ide yang ditentang oleh beberapa anggota Eropa Timur pada pertemuan para menteri, Senin lalu.
Kanselir Jerman juga tidak memiliki gagasan pemotongan dana Uni Eropa terhadap negara-negara anggota yang menolak untuk menerima jatah pengungsi dengan adil, yang diusulkan oleh Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maiziere. “Ancaman bukan cara yang tepat untuk persatuan.”
KTT, katanya, harus memusatkan perhatian pada bagaimana Uni Eropa bisa membantu negara-negara asal para pengungsi seperti Turki dalam menangani pengungsi Suriah, dan negara-negara garis depan Uni Eropa seperti Yunani dan Italia untuk menghadapi kedatangan gelombang pengungsi.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
PM Slowakia Robert Fico sepakat terhadap rencana digelarnya KTT Uni Eropa guna menangani krisis migrasi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Namun, ia menekankan perhatian utamanya pada penolakan gagasan kuota nasional yang mengikat.
“Kami mendesak diadakannya pertemuan puncak Uni Eropa luar biasa pada tingkat perdana menteri dan kepala negara untuk membahas isu migrasi,“ kata Fico.
“Tentang masalah serius dan sensitif seperti berapa banyak pengungsi yang harus diterima oleh suatu negara – ketika tidak ada kesempatan untuk memilih orang-orang itu – maka KTT-lah yang harus memutuskan,” tambahnya.
“Saya akan menghadiri pertemuan tingkat tinggi itu dengan mandat yang jelas – tidak setuju dengan kuota wajib dalam keadaan apapun” ujarnya.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
“Kuota wajib tidak masuk akal, salah dan tidak bakal menyelesaikan masalah. Kami tidak akan mendukung kuota wajib, meskipun kami terisolir dalam hal itu,” tegasnya. (T/P002/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza