New York, MINA – Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Badan PBB untuk Kesejahteraan Anak-Anak (UNICEF) menyebut, wabah Covid-19 menyebabkan jumlah anak miskin di dunia diperkirakan bertambah sebanyak 86 juta jiwa hingga akhir 2020.
Laporan tersebut menyoroti kesulitan keuangan yang disebabkan oleh pandemi dan implikasinya bagi anak-anak, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Jumlah tersebut merupakan peningkatan 15 persen dari total 672 juta anak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sekitar dua pertiga tinggal di Afrika sub-Sahara dan Asia Selatan. Demikian dikutip dari Quds Press, Sabtu (30/5).
Sementara jumlah terbesar berada di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara, yang saat ini masih terjadi konflik senjata.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
Kebanyakan anak-anak mengalami kesulitan dalam mengakses kesehatan dan pendidikan serta nutrisi yang memadai yang layak.
Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Four mengatakan, pandemi telah menyebabkan krisis sosial dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menghabiskan sumber daya yang menjadi tumpuan keluarga di seluruh dunia.
“Kesulitan keuangan yang dialami oleh keluarga-keluarga melemahkan usaha untuk mengurangi kemiskinan anak yang selama ini diupayakan,” katanya.
Sebelum pandemi, dua pertiga anak-anak di seluruh dunia bahkan belum menerima bentuk perlindungan sosial apa pun, sehingga sulit bagi keluarga untuk menahan guncangan keuangan pada saat seperti ini.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Untuk mengatasi dampak virus corona pada anak-anak yang tinggal di keluarga miskin, UNICEF telah menyerukan perluasan sistem dan program perlindungan sosial, termasuk transfer tunai, makanan sekolah dan tunjangan anak.
Organisasi tersebut juga mendesak negara-negara untuk berinvestasi dalam bentuk perlindungan sosial, kebijakan fiskal, ketenagakerjaan dan intervensi pasar tenaga kerja lainnya. (T/RE1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza