UNICEF: Tak Ada Tempat Aman Bagi Anak-anak di Rafah

Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell.(Foto: UNICEF)

New York, MINA – Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) memperingatkan dalam krisis kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza yang terus memburuk, blokade militer dan serangan darat di Rafah akan menimbulkan risiko besar bagi 600.000 anak yang saat ini berlindung di daerah kantong tersebut.

Hal tersebut, mengingat tingginya konsentrasi anak-anak di Rafah – termasuk banyak di antaranya yang sangat rentan dan berada di ujung tanduk untuk bertahan hidup.

Selain itu, kemungkinan intensitas kekerasan yang terjadi, dengan potensi koridor evakuasi yang kemungkinan besar beranjau atau dikotori oleh persenjataan yang belum meledak, dan tempat berlindung serta layanan di daerah relokasi yang sangat mungkin terbatas.

“UNICEF memperingatkan akan adanya bencana lebih lanjut bagi anak-anak, dengan operasi militer yang mengakibatkan jatuhnya korban sipil yang sangat tinggi serta sedikitnya layanan dasar dan infrastruktur yang tersisa yang mereka perlukan untuk bertahan hidup yang benar-benar hancur,” ujar Catherine Russell, Direktur Eksekutif UNICEF dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Wafa, Senin (6/5).

Baca Juga:  Mantan Mossad: Ekonomi Israel Runtuh dan Kalah Perang di Gaza

Russell mengungkapkan, lebih dari 200 hari perang telah membawa dampak yang tak terbayangkan bagi kehidupan anak-anak;

“Rafah kini menjadi kota anak-anak, yang tidak memiliki tempat yang aman di Gaza. Jika operasi militer berskala besar dimulai, anak-anak tidak hanya akan menghadapi risiko dari kekerasan, tetapi juga dari kekacauan dan kepanikan. Pada saat kondisi fisik dan mental mereka sudah melemah,” tambahnya.

UNICEF melaporkan, ratusan ribu anak di Rafah diperkirakan memiliki disabilitas, kondisi medis, atau kerentanan lain yang membuat mereka berada dalam bahaya yang lebih besar dari operasi militer yang membayangi kota tersebut.

Perwakilan dari UNICEF menambahkan, jika sekitar 78.000 anak diantaranya adalah bayi di bawah usia 2 tahun dan sekitar 175.000 anak berusia di bawah 5 tahun – atau 9 dari 10 anak – terkena satu atau lebih penyakit menular.

Baca Juga:  Tentara Israel Serbu Masjid Ibrahimi, Larang Azan Berkumandang

“Ratusan ribu anak yang kini berdesakan di Rafah terluka, sakit, kekurangan gizi, trauma, atau hidup dengan disabilitas,” ujar Russell.

Dia mengatakan, banyak dari mereka yang telah mengungsi beberapa kali, dan kehilangan rumah, orang tua, dan orang-orang yang mereka cintai.

“Mereka perlu dilindungi bersama dengan layanan yang mereka andalkan, termasuk fasilitas medis dan tempat tinggal,” pungkasnya.

UNICEF menegaskan kembali seruan Komite Tetap Antar Lembaga untuk Israel guna memenuhi kewajiban hukumnya, di bawah hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional.  Yakni dengan menyediakan makanan dan pasokan medis serta memfasilitasi operasi bantuan, dan pada para pemimpin dunia untuk mencegah terjadinya bencana yang lebih buruk.

Baca Juga:  WHO: Tak Ada Pasokan Medis yang Diterima di Gaza Selama 10 hari

Dengan menggarisbawahi kerentanan khusus anak-anak, UNICEF menyerukan gencatan senjata kemanusiaan yang segera dan bertahan lama. (T/ara)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: hadist

Editor: Rana Setiawan