Jakarta, 24 Muharram 1437/6 November 2015 (MINA) – Rencana untuk mendirikan Universitas Islam Internasional di Indonesia seperti yang diungkapkan Wakil Presiden M. Yusuf Kalla, makin banyak mendapat tanggapan antusias.
“Selama ini banyak pakar, peneliti dan ahli agama Islam Indonesia adalah produk luar negeri yang harus pergi ke Amerika Serikat, Inggris, Canada dan lain-lain, untuk melanjutkan belajar dan riset Islam,” kata Prof. DR. Abuddin Nata, Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Tangerang memberi contoh.
Banyak tokoh Islam Indonesia seperti Amien Rais dan Cak Nur (Nurcholish Madjid) yang melanjutkan belajar Islam di Chicago, Amerika Serikat, karena Indonesia belum memiliki universitas dan pusat riset Islam dengan standar internasional, yang menyediakan semua hal dan data tentang Islam.
“Banyak negara barat (yang notabene, mayoritas penduduknya bukan muslim), yang punya data dan riset yang lengkap tentang Islam, sehingga orang-orang Islam malah sekolah di sana. Ini tentang belajar dan riset Islam lho,” ujar Abuddin kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu (4/11).
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Dalam diskusi ‘Pendidikan Agama Islam Berbasis Nilai Budaya Damai’ yang digelar Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) di Gedung Kementerian Agama, Abuddin mengemukakan hal-hal yang terjadi selama ini.
“Jika ingin tahu tentang Muhammadiyah harus mendatangi Mitsuo Nakamura, profesor sekaligus peneliti di Chiba University, Jepang. Tentang Persis, harus ke Peters Bill di Kanada,” tuturnya.
Lanjutnya, Indonesia juga belum punya para peneliti yang kredibel di tingkat dunia sehingga kalau ingin tahu tentang Indonesia dan Islam, harus baca buku Van Brunetion atau ke Carol Stream Library terlebih dahulu.
Sebelumnya, telah diumumkan, pemerintah dan beberapa tokoh serta cendekiawan muslim Indonesia berencana untuk mendirikan Universitas Islam Internasional. Sebagai negara berpenduduk Islam terbesar dunia, Indonesia ingin menjadi icon dalam pendidikan dan riset Islam. Kurikulum yang akan dikembangkan, masih dalam tahap perencanaan.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mendirikan Universitas Islam Internasional di Indonesia ini diharapkan juga akan menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam mengembangkan paham Islam yang damai. (L/P007Frh/P2)
Mi’raj Isalmic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain