London, MINA – Sebuah lukisan Aung San Suu Kyi telah dicopot oleh perguruan tinggi Oxford, tempat dia sebelumnya dianugerahi gelar kehormatan, di tengah kritik atas sikapnya dalam penanganan krisis Rohingya, Channel News Asia melaporkan yang dikutip MINA, Ahad (1/10).
Kekerasan di Myanmar telah mengakibatan lebih dari 400.000 Muslim Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh.
Suu Kyi, penasihat negara dan pemimpin de facto Myanmar, telah dikritik karena gagal menangani tuduhan PBB tentang pembersihan etnis di negaranya.
St Hugh’s College, tempat Suu Kyi menimba ilmu, mengatakan,potret Suu Kyi yang dipajang di pintu masuk utama kampus telah diganti dengan lukisan karya seniman Jepang, Yoshihiro Takada. Alasan pencopotan lukisan Suu Kyi tidak jelas.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
“Kami menerima lukisan baru awal bulan ini yang akan dipamerkan di pintu masuk utama untuk suatu periode,” kata perguruan tinggi tersebut dalam sebuah pernyataan seperti dilansir CNA, Sabtu (30/9).
Universitas tersebut tidak mengatakan apakah pemindahan tersebut terkait dengan krisis yang sedang berlangsung di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
Manajer komunikasi Benjamin Jones mengatakan lukisan Suu Kyi telah dipindahkan ke ‘lokasi yang aman’ sementara karya Takada akan dipajang ‘selama suatu periode’.
Lukisan baru dipresentasikan ke perguruan tinggi awal bulan ini dan saat ini dipajang di pintu masuk gedung utama perguruan tinggi tersebut.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Suu Kyi, mantan tahanan politik yang telah menjadi pemimpin sipil de facto Myanmar sejak partainya memenangkan pemilu pada 2015, mendapat tekanan karena gagal bertindak untuk mencegah pembantaian warga Rohingya.
Dalam sebuah pidato pekan lalu, pemenang Hadiah Nobel tersebut mengecam pelanggaran hak asasi manusia namun tidak menyalahkan tentara atau menyinggung tuduhan pembersihan etnis.
Suu Kyi belajar di St Hugh’s, lulus dalam bidang filsafat, politik, dan ekonomi pada tahun 1967 sebelum menyelesaikan master di bidang politik pada tahun 1968.
Pemimpin de facto Myanmar itu mendapat gelar kehormatan dari St Hugh’s pada bulan Juni 2012, yang menurut universitas belum mempertimbangkan untuk mencabutnya.
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Didirikan pada tahun 1886, St Hugh’s adalah salah satu komponen perguruan tinggi terbesar di Universitas Oxford dengan sekitar 800 mahasiswa. (T/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel