Beirut, 16 Rabi’ul Awwal 1435/18 Januari 2014 (MINA) – Chris Gunnes, Juru Bicara Badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan,anak-anak di kamp pengungsi Yarmouk, Suriah dipaksa makan pakan ternak untuk menghindari kelaparan.
Gunnes menyatakan bahwa pengungsi di kamp Yarmouk mengalami kekurangan gizi, serta dilaporkan seorang perempuan meninggal ketika melahirkan karena kurangnya perawatan medis demikian diberitakan Middle East Media Monitor (MEMO) yang dikutip Mi’raj News (MINA), Sabtu.
“Warga sipil mengalami penderitaan yang makin ekstrim dengan gizi buruk dan tidak adanya perawatan medis,warga termasuk bayi dan anak-anak yang bisa bertahan hidup karena tidak makan sayuran basi dan pakan ternak,” kata Gunnes
Untuk itu UNRWA mendesak kedua belah pihak yang bertikai yakni rezim pemerintah yang berkuasa di Suriah dan kelompok perlawanan agar mengizinkan bantuan masuk ke kamp untuk membantu warga Palestina dan Suriah.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Dalam laporan terkait, kelompok oposisi menguasai sebagian besar wilayah kamp Yarmouk, dan selama setahun terakhir, pasukan rezim pemerintah menempatkan pengungsi Palestina di kamp dengan penjagaan ketat. Menurut laporan media pemantau Timteng MEMO, UNRWA belum bisa memasuki area tersebut untuk memberikan bantuan sejak September lalu.
Sejak blokade Desember 2012 , penduduk yang mendiami kamp Yarmoulk tersisa 20.000 jiwa dan setidaknya 49 warga telah meninggal karena kekurangan gizi.
Kamp Yarmouk biasanya menampung sekitar 170. 000 pengungsi, tapi sejak perang saudara pecah, puluhan ribu orang meninggalkan kamp untuk ikut berperang.
Semantara Daily Star mencatat, dari hampir 500.000 orang Palestina yang sebelumnya tinggal di Suriah, hampir setengah dari mereka menjadi pengungsi dan terlantar untuk kedua kalinya sejak konflik berkecamuk. (T/P013/E02/Mi’raj News)
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama