Gaza, MINA – Mekanisme distribusi bantuan buatan yang dibuat Israel menjadi “perangkap maut” bagi warga sipil yang kelaparan di Jalur Gaza, kata Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada hari Ahad (1/6).
Hampir 50 warga Palestina syahid dan lebih dari 200 lainnya terluka ketika pasukan Israel menembaki warga Palestina yang mencari bantuan kemanusiaan di dekat titik distribusi di kota selatan Rafah pada hari Ahad, kata Kementerian Kesehatan. Anadolu melaporkan.
“Distribusi bantuan telah menjadi perangkap maut,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini dalam sebuah pernyataan.
Israel telah menyusun rencana untuk membangun empat titik distribusi bantuan di Gaza selatan dan tengah, yang menurut media Israel bertujuan untuk mengevakuasi warga Palestina dari Gaza utara ke selatan.
Baca Juga: Perbaikan Kerusakan Pemukiman di Tel Aviv Perlu Waktu Lima Tahun
Menurut Radio Angkatan Darat Israel, rencana distribusi bantuan Israel bertujuan untuk mengubah wilayah utara menjadi “daerah yang benar-benar kosong.”
“Sistem yang memalukan ini telah memaksa ribuan orang yang kelaparan dan putus asa berjalan kaki puluhan mil, ke daerah yang hampir hancur karena pemboman besar-besaran oleh Tentara Israel,” kata Lazzarini.
“Pengiriman dan distribusi bantuan harus dalam skala besar dan aman. Di Gaza, ini hanya dapat dilakukan melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk UNRWA,” tambahnya.
Ia meminta Israel untuk mencabut pengepungannya di Gaza dan mengizinkan PBB akses yang aman dan tanpa hambatan, untuk membawa bantuan dan mendistribusikannya dengan aman.
Baca Juga: Warga Palestina di Israel Dilarang Masuk Bunker Perlindungan Bom
“Ini adalah satu-satunya cara untuk mencegah kelaparan massal termasuk di antara 1 juta anak-anak,” katanya.
Menurut kantor media pemerintah Gaza, sedikitnya 49 warga Palestina syahid dan lebih dari 305 lainnya terluka akibat tembakan Israel di dekat titik distribusi bantuan di Gaza, sejak dimulainya mekanisme distribusi bantuan Israel pada 27 Mei.
Sejak 2 Maret, Israel telah menutup semua penyeberangan perbatasan, menghentikan masuknya makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan pasokan penting lainnya bagi 2,4 juta penduduk Gaza. []
Baca Juga: Qatar: Upaya Gencatan Senjata di Gaza Terus Berlanjut
Mi’raj News Agency (MINA)