Kuwait, 11 Ramadhan 1438/7 Juni 2017 (MINA) – Emir Kuwait, Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah, tiba kembali di negerinya setelah melakukan kunjungan singkat ke Arab Saudi pada hari Selasa (6/6).
Ia mengadakan pembicaraan dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz mengenai cara untuk meredakan krisis yang memanas antara negara-negara Arab dan Qatar.
Namun, tidak ada rincian yang dipublikasikan dari pembicaraan tersebut.
Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab dan Bahrain telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar pada hari Senin (5/6) dalam sebuah langkah terkoordinasi. Keempat negara itu menuduh pemerintah Doha mendukung “teroris” dan Iran.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional juga memutuskan hubungan dengan Qatar.
Kantor berita Saba melaporkan, pemerintah pimpinan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi menuduh Qatar bekerja sama dengan Houthi yang selaras dengan Iran.
Perdana Menteri Maladewa dan Libya kemudian bergabung dengan negara-negara Arab dan mengatakan bahwa mereka juga akan memutuskan hubungan dengan Qatar.
Sanksi yang diberikan kepada Qatar termasuk mematikan jaringan transportasi, menutup perbatasan, wilayah udara dan wilayah maritim, yang bisa menyebabkan kekhawatiran akan kekurangan pasokan.
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera
Dalam sebuah wawancara pada hari Senin dengan Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan bahwa penguasa Kuwait telah meminta Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani untuk menunda berpidato tentang krisis pada Selasa malam.
“Dia menerima telepon dari Emir Kuwait yang memintanya untuk menundanya agar memberi waktu untuk menyelesaikan krisis,” kata Sheikh Mohammed.
Kantor berita Kuwait KUNA melaporkan, Sheikh Sabah meminta penguasa Qatar fokus untuk mengurangi ketegangan dan menyarankan agar tidak membuat keputusan yang dapat memperparah situasi.
Namun, Menteri Luar Negeri Qatar justru menantang dengan mengatakan bahwa negaranya menolak orang-orang yang berusaha memaksakan kehendak mereka atau melakukan intervensi dalam urusan dalam negerinya. (T/RI-1/B05)
Baca Juga: Turkish Airlines Kembali Terbang ke Suriah setelah 11 Tahun
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)