Kuwait, MINA – Televisi pemerintah Kuwait melaporkan pada Sabtu (16/12), emir yang berkuasa di negara itu, Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah, wafat pada usia 86 tahun.
Dikutip dari The New Arab, Kuwait TV menayangkan program dengan ayat-ayat Al-Quran sesaat sebelum membuat pengumuman.
Pada akhir November, Syekh Nawaf dilarikan ke rumah sakit karena penyakit yang tidak dijelaskan secara spesifik. Sejak saat itu, negara kecil yang kaya minyak ini telah menunggu kabar tentang kesehatannya.
Berita yang dikelola pemerintah sebelumnya melaporkan bahwa dia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk pemeriksaan kesehatan yang tidak ditentukan pada Maret 2021.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Kesehatan para pemimpin Kuwait masih menjadi masalah sensitif di negara Timur Tengah yang berbatasan dengan Irak dan Arab Saudi, yang sering dilanda perebutan kekuasaan di balik pintu istana.
Syekh Nawaf dilantik sebagai emir setelah pendahulunya meninggal pada tahun 2020, mendiang Syekh Sabah Al Ahmad Al Sabah.
Sheikh Nawaf sebelumnya menjabat sebagai menteri dalam negeri dan pertahanan Kuwait, tetapi tidak terlihat aktif dalam pemerintahan di luar masa jabatan tersebut. Namun, ia merupakan pilihan yang tidak kontroversial sebagai emir, meskipun usianya yang sudah lanjut membuat para analis berpendapat bahwa masa jabatannya akan singkat.
Sheikh Meshal Al Ahmad Al Jaber, kini berusia 83 tahun, diyakini sebagai putra mahkota tertua di dunia. Dia siap mengambil alih jabatan penguasa Kuwait.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
Kuwait, negara berpenduduk 4,2 juta jiwa, memiliki cadangan minyak terbesar keenam di dunia.
Mereka juga dikenal sebagai sekutu setia AS sejak Perang Teluk tahun 1991 mengusir pasukan pendudukan Irak pimpinan Saddam Hussein. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)