Delhi, MINA – Usai mendapat serangan massa Hindu di berbagai wilayah di India dalam beberapa hari, para mahasiswa Kashmir kini menghadapi ancaman skor dari kampusnya dan penahanan oleh polisi.
Sebanyak 10 mahasiswa Kashmir telah diskor oleh berbagai institusi pendidikan dan beberapa lainnya ditangkap karena mengunggah “komentar antinasional” di media sosial, demikian Greater Kashmir melaporkan yang dikutip MINA.
Pada hari Selasa (19/2), tindakan administrasi Universitas SGT Gurgaon, Delhi, mendorong seorang mahasiswa perempuan Kashmir membanjiri pos media sosialnya tentang serangan bunuh diri di Pulwama, Kashmir selatan.
Unggahannya itu membuat dia diminta segera meninggalkan asramanya.
Baca Juga: Kota New Delhi Diselimuti Asap Beracun, Sekolah Diliburkan
“Saya tidak suka kejadian ini, tetapi jika Anda memperkosa wanita Kashmir, gunakan senjata pelet, membunuh orang yang tidak bersalah dan membuat anak-anak Kashmir buta dengan jarum, apa yang akan Anda dapatkan?” tulisnya di media sosial pada Senin (18/2).
“Ini bukan serangan teroris. Ini adalah pengembalian dari apa yang Anda lakukan kepada orang-orang Kashmir. Gunakan cinta, bukan senjata terhadap Kashmir,” katanya merujuk kepada serangan bom di Pulwama yang menewaskan 44 personel pasukan India.
Sebelumnya, empat mahasiswa Kashmir diskor oleh pihak berwenang di Institut Nasional Ilmu Medis (NIMS) karena dugaan komentar “antinasional”.
Termasuk dua mahasiswa Kashmir SUS Engineering College, Tangori, dan tiga mahasiswa lainnya ditangkap oleh Polisi Surya Nagar di Bengaluru karena mengunggah “komentar antinasional dan menghina” terkait serangan Pulwama.
Baca Juga: Ratusan Ribu Orang Mengungsi saat Topan Super Man-yi Menuju Filipina
Para mahasiswa Kashmir telah menghadapi tindakan dari perguruan tingginya dan penahanan polisi, meskipun pemerintah Negara Bagian Jammu dan Kashmir memberi jaminan “para mahasiswa dari Kashmir tidak akan mengalami ketidaknyamanan” di wilayah lain di India.
Sudah lebih dari 300 mahasiswa melarikan diri dari Negara Bagian Uttarakhand dan Haryana, India, setelah menghadapi pelecehan dan ancaman dari massa lokal dan kelompok sayap kanan Hindu. (T/RI-1/R01)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Filipina Kembali Dihantam Badai