Semenanjung Sinai, 10 Rabi’ul Awwal 1438/10 Desember 2016 (MINA) – Setelah mengeksekusi dengan memenggal kepala dua ulama Sufi Mesir, kelompok Islamic State (ISIS) mengeluarkan ancaman terhadap penganut Sufi di negara itu.
Dalam edisi terbaru buletin pekanan ISIS, Al-Nabaa, yang terbit pada Kamis (8/12) lalu, seorang militan yang diidentifikasi sebagai kepala “polisi moral” ISIS di Semenanjung Sinai, memperingatkan penganut Sufi untuk meninggalkan keyakinan mereka.
ISIS membunuh penganut pemahaman Sufi karena “keyakinan kaum Sufi terhadap hal-hal supranatural seperti ilmu sihir”.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Kami memberitahu semua pondok-pondok Sufi, syekh dan pengikutnya di Sinai dan di luar Sinai bahwa kita tidak akan mengizinkan kehadiran Sufi di Sinai atau Mesir,” kata “polisi moral” itu. Demikian The New Arab memberitakan yang dikutip MINA.
Bulan lalu, media afiliasi ISIS di Mesir merilis gambar seorang algojo menghunus pedang untuk memancung dua orang tua yang dituduh melakukan praktik ramalan, sebuah sebuah tindakan yang dilarang dalam ajaran Islam.
Kerabat korban mengidentifikasi, salah satu dari dua laki-laki itu bernama Suleiman Abu Heraz, seorang syekh Sufi berusia 90-an, sementara orang kedua diidentifikasi sebagai salah satu muridnya. Mayat keduanya belum dapat ditemukan.
Laporan pembunuhan Abu Heraz tersebut mengundang kecaman dari ulama Muslim di Mesir dan luar negeri.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Otoritas Muslim tertinggi di Mesir, Al-Azhar, mengecam pembunuhan yang disebutnya “kejahatan buruk”.
Kelompok ISIS memandang beberapa praktik dari penganut Sufi adalah sesat, seperti mencari syafaat dari orang-orang suci dan mengunjungi kuburan mereka.
ISIS juga telah meledakkan makam sufi di dunia Islam dari Afghanistan hingga Mali. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata