Gaza, MINA – Menteri Keamanan Nasional ekstrem kanan Israel Itamar Ben-Gvir dan blok politiknya mengatakan mereka mengakhiri boikot terhadap pemerintah setelah serangan udara di Gaza menewaskan 13 orang, termasuk tiga anggota senior Jihad Islam (PIJ).
Setidaknya tujuh anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan udara hari Selasa (9/5), The New Arab melaporkannya.
“Menyusul adopsi posisi kami dan transisi dari penahanan ke penyerangan dan pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin Jihad Islam, kami akan kembali memilih dengan pemerintah,” kata partai Otzma Yehudit (Kekuatan Yahudi), yang dipimpin Ben-Gvir.
Partai ekstremis telah memboikot pertemuan kabinet dan tidak mendukung RUU yang diinisiasi pemerintah di Knesset setelah apa yang dikatakan sebagai tanggapan “lemah” oleh Israel terhadap serangan roket dari Gaza pekan lalu.
Baca Juga: Al-Qassam Hancurkan Pengangkut Pasukan Israel di Jabalia
PIJ meluncurkan roket ke Israel setelah Khader Adnan, seorang aktivis yang berafiliasi dengan kelompok tersebut, meninggal dalam tahanan Israel setelah menghabiskan lebih dari 80 hari melakukan mogok makan.
Israel membalas dengan serangan artileri dan membunuh satu orang.
Ben-Gvir dilaporkan telah menetapkan persyaratan untuk kembali ke rapat kabinet. Ini termasuk mendorong eskalasi militer di Tepi Barat yang diduduki terhadap pejuang perlawanan Palestina dan pengetatan pembatasan tahanan Palestina dalam tahanan Israel.
Dia juga menginginkan suara yang lebih besar dalam masalah yang berkaitan dengan keamanan dan untuk meloloskan undang-undang tentang rencana perombakan peradilan yang diusulkan, yang telah memicu tentangan besar di Israel dan membuat ratusan ribu orang turun ke jalan sebagai protes.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Namun, media Israel mengatakan Ben-Gvir tidak berniat menarik diri dari pemerintahan koalisi karena takut akan runtuh.
Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan penurunan yang signifikan dalam popularitasnya dan partainya.
Ben-Gvir terkenal karena retorika anti-Palestina yang menghasut.
Dia sebelumnya menganjurkan pengusiran warga Palestina Israel yang “tidak setia”, menyerukan perluasan permukiman ilegal Tepi Barat dan menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki. (T/R7/R1)
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara