Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usia Bertambah, Pahala Bertambah

Bahron Ansori - Sabtu, 18 November 2017 - 13:44 WIB

Sabtu, 18 November 2017 - 13:44 WIB

241 Views

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

HIDUP adalah bagian dari sekenario Allah. Artinya, segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan dunia ini semua sudah ada dalam rencana dan rancangan Allah. Begitu juga halnya umur manusia; panjang pendeknya semua terjadi atas kehendak Allah semata. Ada orang yang Allah titipkan usia yang panjang. Namun, ada pula orang yang Allah titipkan usia kepadanya hanya sesaat saja.

Namun, yang jadi masalah bukan pada panjang pendeknya usia seseorang, tapi jauh lebih dari itu adalah bagaimana seseorang bisa mengisi usianya dengan hal-hal positif menurut agama, masyarakat dan hukum positif. Percuma saja orang yang diberi usia panjang, tapi keberadaan (eksistensi)-nya dianggap ketidakadaannya. Jika hal itu (adanya dianggap tidak ada) yang terjadi, maka seharusnya seseorang itu bermuhasabah (evaluasi) atas dirinya, apa sebenarnya yang salah.

Sebaliknya, ada orang yang diberi usia panjang hingga mendekati 100 tahun, tapi justeru rasa syukur dan cintanya kepada Allah dan Nabi-Nya begitu besar. Hal itu terlihat dari kesehariannya yang senantiasa menjaga waktu shalat, dan ibadah serta gemar melakukan amal shalih lainnya. Inilah manusia yang kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam termasuk dalam golongan sebaik-baik manusia.

Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam

Abdullah bin Bisyr ra. bercerita, bahwa ada dua orang Arab Badui menemui Rasulullah Shalallallahu ‘Alaihi Wasallam dan salah satunya berkata:

يَا رَسُولَ اللهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ ؟ قَالَ : مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ

“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling baik? Nabi bersabda, “Orang terbaik yaitu siapa saja yang berusia panjang dan baik amalnya.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).

Seorang salafus shalih bernama, Abdurrauf al-Munawi  rh. mengatakan, “Hal ini karena semakin panjang umur seorang yang baik, maka akan semakin melimpah pahalanya serta akan semakin meninggi derajatnya.”

Memang, usia manusia ada dalam genggaman tangan Allah. Dan tidak ada seorang pun yang tahu berapa lama usia itu akan dipinjamkan Allah kepadanya. Usia memang menjadi rahasia Allah semata. Manusia hanya diberi pengetahuan tentang hal-hal yang menambah ilmu dan semangatnya dalam beribadah saja. Sehingga saat ia kembali kepada Allah, maka ia kembali dalam keadaan usia yang penuh berkah.

Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina

Sebagai seorag muslim, maka kita tidak diperkenankan bertanya tentag rahasia Allah. Sebab tugas kita diciptakan-Nya di bumi ini hanya untuk beibadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman, “Beribadahlah kepada Tuhanmu sampai kematian mendatangimu.” (Qs. al-Hijr [15]: 99)

Syaikh Abu Bakr al-Jazairi  menafsirkan ayat di atas dengan mengatakan, “Teruslah beribadah yaitu mentaati Allah  dengan penuh kerendahan dan kepatuhan sampai datang keyakinan yaitu kematian.”

Sekali lagi tidak ada yang pernah tahu berapa batasan usia  yang Allah titipkan kepadanya. Karena itu, hikmah ketidaktahuan manusia akan batas usianya, sejatinya membuat manusia beriman untuk terus mengisi hari-harinya yang tersisa dengan berbagai ibadah dan amal shalih. Terlebih lagi bagi mereka yang sudah mencapai usia 60 tahun keatas, maka lebih harus meningkatkan lagi amal ibadahnya sebagai bekal menghadap Allah.

Tak banyak orang tua yang berusia lanjut tapi masih selalu istikomah menjalankan perintah Allah Ta’ala. Sebaliknya, masih banyak orang-orang berusia senja yang belum juga menangisi diri atas dosa dan maksiat yang dia lakukan. Dia justeru lupa dan terpukau terus dengan gemerlapnya dunia. Dia lupa bahwa sebenarnya lubang kubur itu sudah lama menanti kehadirannya.

Baca Juga: Peran Pemuda dalam Membebaskan Masjid Al-Aqsa: Kontribusi dan Aksi Nyata

Usia umat Muhammad ini rata-rata hanya 60 tahun sampai 70 tahun, dan sedikit di antara mereka yang melebihinya. Karena itu, bersyukurlah bagi siapa saja yang telah diberi usia diatas 60 tahun, tapi masih terus bersemangat untuk meningkatkan amal ibadah kepada Allah Ta’ala. Rasulullah Shalallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

أَعْمَارُ أُمَّتِيْ مَا بَيْنَ سِتِّيْنَ إِلىَ سَبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يُجَوِّزُ ذَلِكَ

“Rata-rata usia umatku ada di antara 60 sampai 70 tahun, dan sedikit sekali di antara mereka yang melampauinya.” (HR. Tirmidzi).

Bersyukurlah bagi siapa saja yang diberi usia panjang tapi ibadah dan amal shalihnya semakin tekun. Berbahagialah bagi setiap muslim yang mukmin yang mendapati dirinya sudah berusia senja karena mendapat ‘bonus’ usia panjang dari Allah, tapi ia justeru semakin merendah, bersimpuh, dan banyak menangis memohon ampunan kepada-Nya. Bergembiralah bagi siapa saja yang diberi kesempatan untuk menikmati berbagai pergulatan hidup ini hingga berusia lanjut tapi ia masih lurus iman, dan mulia akhlaknya terhadap sesama.

Ingatlah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda seperti di atas bahwa sebaik-baik manusia adalah siapa saja yang mereka diberi umur panjang, maka semakin baik pula amal ibadahnya, semakin baik pula akhlaknya kepada semua orang, wallahua’lam. (A/RS3/P1)

Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom