Jakarta, MINA – Dai yang terkenal dengan kemahiran dalam menghafal Al-Qu’ran dan Hadits, Ustadz Adi Hidayat (UAH) memberi catatan seusai debat calon wakil presiden yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ahad (21/1).
“Ada kiranya tiga catatan yang kami ingin usulkan sekaligus juga hasil dari pengamatan yang kami lihat dari proses yang telah berlangsung,” ujarnya Ust Adi Hidayat seperti dilansir dari YouTube pribadinya.
UAH berharap ke depannya para panelis debat capres-cawapres bisa lebih memberikan pertanyaan substansial untuk mengedukasi masyarakat. Sifat edukasi sangat penting agar masyarakat dapat melihat, menilai dan menentukan pilihan.
Ust Adi berpesan, debat mendatang agar tidak lagi diwarnai gimik dan pertanyaan receh.
Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi
UAH juga menyarankan KPU agar memanfaatkan kemampuan panelis yang hadir dalam acara debat tersebut untuk menguji gagasan para paslon. Sehingga mereka tidak hanya ditugaskan mengambil nomor undian.
Kebutuhan masyarakat di tiap-tiap daerah di Indonesia bisa disuarakan dan bisa didengar oleh para paslon agar calon pemimpin Indonesia ini dapat memberikan solusi.
UAH berharap, dalam debat tidak ada pernyatan dan perilaku yang merendahkan lawan debat, sebagaimana dituntunkan dalam ajaran Islam, harus menghargai dan menghormati lawan debat, mengedepankan akhlak dan budi pekerti. (R/P2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: HGN 2024, Mendikdasmen Upayakan Kesejahteraan Guru Lewat Sertifikasi