Sarolangun, MINA – Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Fatah Muaro Jambi, Ustadz Mahfudz Nuzuli menekankan karakter utama Mujahid Pembebas Al-Aqsha dan Palestina adalah tak pernah lelah dan terus berjuang.
“Para ikhwan jangan pernah bosan dan putus asa untuk memperjuangkan Al-Aqsha dan Palestina,” ujarnya pada Tabligh Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jambi, Ahad, (20/1).
Dalam pemaparannya, Mahfudz menceritakan beberapa kisah mujahid yang tak pernah berhenti berjuang sampai nanti ajal menjemput dan memiliki cita-cita ingin wafat di jalan perjuangan.
Allahu yarham Syeikh Mahmoud Shiyam, salah seorang Imaam Masjid Al-Aqsha yang semasa hidupnya sering berkunjung ke Indonesia utamanya ke jaringan Ponpes Al-Fatah se-Indonesia juga dulu sering diingatkan oleh Imam Yakhsyallah Mansur untuk mengurangi aktivitas dakwah Al-Aqsha keliling Indonesia dan lebih banyak istirahat mengingat usia yang sudah tua.
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online
“Syeikh Shiyam saat itu justru menjawab ‘Saya ingin wafat saat berada di jalan perjuangan’,” demikian kenang Mahfudz yang pernah berinteraksi dengan Syeikh Shiyam.
Saad bin U’badah, seorang gubernur dibawah kekhilafahan Umar bin Khattab ketika beliau memimpin dengan suara yang terbata-bata, dan kondisi fisiknya yang lemah beliau tetap memimpin umat dengan kasih sayangnya dan kecintaanya yang menginginkan wafat dalam sebuah perjuangan.
Padahal pada saat itu banyak sekali sahabat yang menyarankan beliau untuk beristirahat karena fisiknya sudah tua, dan juga dalam kondisi sakit yang menyebabkan tidak dapat berdiri dari tempat tidurnya bahkan anak dan keluarganya juga sampai menyarakan untuk beristirahat tetap saja Saad bin U’badah tidak menghiraukannya bahkan tidak pernah lelah untuk memberikan pesan pada umat.
Termasuk Imam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) saat ini, KH. Yakhsyallah Mansur meskipun dalam kondisi sakit masih menyempatkan untuk membuat Makalah untuk di baca para jama’ah sebagai bentuk perjuangan dakwah beliau di jalan Allah dalam pembebasan Masjid Al-Aqsha dan Palestina.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
“Meskipun keluarganya sudah melarang dan menyarankan untuk fokus istirahat dalam masa pengobatan namun jawaban imamul muslimin, saya ingin wafat dalam perjuangan di jalan Allah,” katanya.
Ini sama dengan apa yang pernah diucapkan Imaam Masjid Al-Aqsha, Syeikh Mahmoud Shiyam sebagaimana disebutkan sebelumnya.
Mahfudz juga mengutip pesan Imaam Yakhsyallah yang menekankan persoalan palestina ini bukan persoalan satu negara saja tetapi ini merupakan persoalan dunia.
Mahfudz mengutip pernyataan seorang sejarawan Islam bernama Syeikh Zafarul Islam Khan yang juga seorang ulama dari India yang pernah meneliti, mengapa Yahudi tidak henti-hentinya menginginkan Palestina jatuh ke tangan mereka, dan mengapa yahudi lebih memilih Palestina di banding India.
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
“Itu karena (menguasai) Palestina merupakan suatu kejayaan bagi orang Yahudi karena Palestina terletak di pertemuan jalur Eropa, Asia dan Afrika,” katanya.
Palestina terletak di pusat utama kekuatan dunia dan Palestina merupakan markas militer yang sangat strategis untuk menguasai dunia. Maka ini sejalan dengan pernyataan Imamul Muslimin yang mengatakan jika Palestina jatuh ketangan Yahudi maka mereka akan menguasai dunia.
Sampai hari ini Yahudi telah menguasai Amerika. Tetapi karena tujuan Yahudi adalah menguasai dunia maka untuk menguasai Eropa, Asia, dan Afrika adalah dengan cara menguasai Palestina.
Maka seorang astronom Islam yang Zuhud pernah mengatakan, jika Mekah merupakan pusat bumi, maka Palestina merupakan puncaknya bumi.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
“Yang dimaksud dengan puncak adalah jika mereka menguasai Palestina maka mereka akan nampak seluruh dunia dan inilah tantangan umat Islam untuk terus memperjuangkan kan palestina agar tidak jatuh pada tangan Yahudi. Para Nabi saja sering mengingatkan tentang perjuangan para nabi yang lain apalagi kita seharusnya,” paparnya.
Mahfudz berpesan kepada jamaah, bahwa pembebasan Masjid Al-Aqsha bukan hanya dibebaskan oleh kekuatan militer yang kuat dan hebat saja tetapi juga harus memiliki kekuatan iman yang kuat, karena sejarah membuktikan kemerdekaan dibebaskan oleh orang-orang yang jujur. (L/sti/B03/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas