Jakarta, MINA – Ustadz Ali Farkhan Tsani, da’i Ponpes Al-Fatah Cileungsi, Bogor, mengatakan, bulan Ramadhan merupakan bulan perjuangan pada empat hal.
“Yang pertama, bulan perjuangan mengendalikan dan memperbaiki diri, sesudai dengan makna puasa, menahan diri,” ujarnya pada Kuliah Subuh di Masjid Nurul Jannah Kapuk Raya, Jakarta Utara, Selasa (4/4).
Untuk itu, orang-orang yang berpuasa Ramadhan, hendaknya mampu menahan diri bukan hanya dari makan, minum dan hal-hal yang membatalkan puasa. Namun juga dapat menahan diri dari perkataan dan perbuatan dosa dan maksiat.
Orang-orang yang berpausa juga sangat dianjurkan untuk memperbanyak amaliyah, seperti shalat tarawih, bertadarus Al-Quran, bersedekah, ta’lim, dan sebagainya, ujar Ustadz Ali Farkhan, yang juga Redaktur Senior Kantor Berita MINA.
Baca Juga: AWG Gelar Webinar Menulis tentang Baitul Maqdis
Selain itu, yang kedua, bulan Ramadhan juga merupakan bulan perjuangan menghadang tipu daya syaitan.
“Godaan syaitan itu sebenarnya lemah, dan syaitan tidak dapat menjerumuskan orang-orang yang ikhlas,” imbuhnya, mengemukakan Surat An-Nisa ayat 76 dan Al-Hijr ayat 39-40.
Perjuangan selanjutnya, yang ketiga, imbuhnya, adalah perjuangan menghadapi orang-orang yang zalim dan kaum munafikin.
“Di sini diperlukan pentingnya amar ma’ruf nahi mungkar terhadap mereka, agar tumbuh keberkahan,” lanjutnya.
Baca Juga: 30 WNI dari Suriah Kembali Dievakuasi ke Indonesia
Berikutnya, perjuangan keempat adalah perjuangan melawan orang-orang kuffar, yang memusuhi Islam dan Muslimin.
Termasuk perjuangan umat Islam, bukan hanya bangsa Palestina, dalam menghadapi bangsa penjajah zionis Israel, yang terus-menerus menganeksasi, menyerang, dan membombardir rakyat Palestina.
“Apalagi pada bulan Ramadhan ini, mereka para pemukim illegal Yahudi, terus saja melakukan aksi-aksi provokasi dan menodai Masjidil Aqsa,” imbuhnya. (L/RS2/R1)
Baca Juga: Banjir di Makasar Rendam Rumah Dinas Gubernur dan Kapolda
Mi’raj News Agency (MINA)