Al-Muhajirun, Lampung Selatan MINA – Ulama Jambi, Ustadz Mahfudz Nuzuli mengatakan ada delapan kunci sukses membangun ekonomi sebagaimana para sahabat Rasulullah lakukan.
Hal itu disampaikan saat mengisi kuliah subuh di Masjid An-Nubuwwah pada, Sabtu (11/3) dalam rangkaian acara Tabligh Akbar yang diadakan oleh Ponpes Shuffah Hizbullah Madrasah Al-Fatah, Lampung, (8-12/3).
Delapan kunci tersrbut, pertama adalah mandiri. Kesuksesan para sahabat dan Rasulullah dimulai dengan menghindari sikap bergantung pada orang lain. Gambaran ini bisa kita baca pada kisah sahabat Abdurrahman bin Auf saat ditawari oleh saudaraya dari kaum Ansor, Sa’ad bin Rabi’ Al-Anshari, “Saudaraku, saya adalah penduduk Madinah yang kaya, pilih dan ambillah separuh dari kekayaanku!”
Namun Abdurrahman bin Auf memilih mandiri seraya mengatakan, “Semoga Allah memberkahi keluarga dan hartamu. Tetapi, cukuplah tunjukkan saja kepadaku di mana letak pasar Madinah?”
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-25] Tentang Bersedekah Tidak Mesti dengan Harta
Penolakan Abdurrahman bin Auf bukanlah kesombongan, melainkan semangat dan tekad untuk mandiri. Abdurrahman bin Auf segera berjualan di pasar, hingga pada akhirnya menjadi pemasok utama perdagangan di Madinah.
Maka tidak berlebihan jika dia memberikan testimoni tentang kesuksesannya, “Seandainya aku mengangkat sebuah batu, niscaya aku temukan sebongkah emas dan perak di bawahnya,” jelasnya.
Kunci sukses kedua adalah mengingat Allah dan taat beribadah. Padatnya aktivitas para sahabat tidak membuat mereka lalai. Tetapi mereka meyakini betul bahwa kunci sukses berdagang sebagian besar karena senantiasa mengingat Allah di setiap aktivitas mereka. Hal itu mereka yakini dari perintah dalam Al-Qur’an surah Al-Nur ayat 37.
Kunci sukses ketiga adalah bekerja keras dan mengawali dagang sepagi mungkin. “Para sahabat Rasulullah meyakini sepenuhnya bahwa di pagi hari terdapat keberkahan, karenanya mereka senantiasa mengawali aktivitasnya sepagi mungkin dengan semangat dan penuh kesungguhan,” katanya.
Kunci sukse keempat adalah mengutamakan kejujuran, “Kejujuran juga menjadi aspek terpenting yang menopang kesuksesan para sahabat dalam berdagang,” ucapnya.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah: Makna dan Keutamaannya bagi Kehidupan Sehari-Hari
Kunci suskses kelima adalah tidak mengambil untung banyak. Para sahabat mengetahui persis bahwa salah satu bentuk perdagangan yang dapat menarik para pembeli adalah barang yang murah namun tidak murahan. Inilah yang menjadi strategi inti dalam perdagangan mereka para sahabat.
Kunci sukses keenam adalah memperluas wilayah pemasaran “Para sahabat Rasulullah meyakini sepenuhnya bahwa rezeki tersebar di bumi Allah yang luas ini. Karenanya, dengan penuh keseriusan mereka menggarap ekspor-impor barang dari sejak awal sehingga mengantarkan mereka pada kesuksesan yang gemilang,” jelasnya.
Kunci sukses ketujuh adalah bersinergi dan bekerja sama antar para pedagang, Para sahabat tidak mengenal kongkalikong dan persaingan yang tidak sehat.
“Sebaliknya, mereka menciptakan kerja sama yang positif untuk mengembangkan bisnis sejak dini, Rasulullah Shallallahu alaihi Wasalam berperan aktif memberlakukan aturan yang sehat dan positif, di antaranya larangan menawari pembeli yang sedang bertransaksi dengan penjual lain.
Baca Juga: Tak Perlu Khawatir Tentang Urusan Dunia
Kunci sukses kedelapan adalah menjalankan Corporate Social Responsibility. Mereka tidak hanya berdagang untuk kepentingan pribadi, tetapi juga ikut berbagi kepada yang lain. Para sahabat juga ikut mensponsori penggalangan dana di berbagai kepentingan umat,” katanya.
(T/ysd/B03/p2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadits Al-Arbain ke-24] Tentang Haramnya Berbuat Zalim