Cileungsi, Bogor, MINA – Dai Ponpes Al-Fatah Ustaz Abul Hidayat Saerodjie mengatakan, pemuda adalah pemimpin dan pemuda harus kritis menanggapi apapun yang terjadi, tidak disebut pemuda kalau tidak kritis.
Hal itu disampaikannya dalam Taklim Syubban virtual yang disiarkan melalui channel Al-Jama’ah TV, Sabtu (23/1) di gedung H. Muhyiddin Hamidy, Suffah Hizbullah Ponpes Al-Fatah, Cileungsi, Bogor.
Taklim mengangkat tema “Kaderisasi Syubban Saabiqunal Awwalun di Awal Dakwah Jama’ah Muslimin (Hizbullah)”.
Ustaz AHI sapa akrabnya mengatakan, ada dua tipe manusia bagi yang ingin menjadi seorang pemimpin.
Baca Juga: H+4 Lebaran, Pemudik Mulai Berdatangan di Terminal Pulo Gebang
Pertama. Ada tipe seperti kucing. Kucing walaupun diem itu tanggap, matanya, telinganya selalu bergerak-gerak, karena radarnya ada di telinga. Ketika ada benda bergerak dia cepat respon, diamati, kemudian diambil sebuah kesimpulan. Kalau itu tikus maka segera eksen. ini berapa jaraknya, berapa langkah harus mengendap-ngendap dan berapa jarak harus menerkam.
“Si kucing itu artinya, tanggap, sigap dan tidak diem,” katanya.
Kedua. Tipe Kura-kura. Kalau mau jalan dia jalan, dia tidak perduli mau ada petir, mau ada halilintar dan lain sebagainya.
“Jadi yang dimaksud dua tipe tersebut adalah kalau disebut pemuda (syubban) apa lagi mahasiswa bahkan kader, harus tanggap, harus kritis dengan segala sesuatu yang terjadi. Jangan diem bahkan cuek dengan apa yang terjadi,” ucap Ustaz AHI.
Baca Juga: Tanggapi Tarif Resiprokal AS 32 Persen Indonesia Siapkan Strategi Menghadapinya
Ia mengharapkan, pumuda menjadi pemuda yang kritis dan kretif, inovatif, penuh pemikiran.
Hadir juga Amir Majelis Ta’lim Tadrib Pusat Wahyudi KS yang juga dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah.
Data dari panitia, acara disiapkan untuk 500 peserta, yang sudah terdaftar di panitia sekitar 210 peserta, dari seluruh Indonesia dan beberapa negara. (L/R8/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Jumat Ini Cerah Berawan, Sebagian Diguyur Hujan