Cileungsi, Kabupaten Bogor, MINA – Amir Majelis Dakwah Pusat (MDP) Jama’ah Muslimin (Hizbullah) ustaz Wahyudi KS, mengatakan, semangat dakwah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah salam (damai) dan rahmat (kasih sayang). Untuk itu perlu mengajak para dai meneladani semangat dakwah Nabi Muhammad.
“Penting bagi seorang da’i mempunyai hafalan dan memahami isi kandungan Al-Quran, sebab quran adalah pedoman hidup yang tidak akan hilang. Tanpa kemampuan memaknai Quran, maka kita kurang sempurna,” ujarnya pada Tausiyah Ramadhan di Masjid At-Takwa, Cileungsi, Bogor, Ahad (24/4).
Ia juga mengatakan, dakwah ajaran Islam awalnya datang dalam keadaan asing (ghuroba), sebagaimana saat awal di Mekkah dan di Madinah ketika awal-awal hijrah.
“Saat itu Islam tidak diketahui dan tidak ada yang mengamalkan kecuali sedikit orang saja. Karena itu Nabi Muhammad datang membawa risalah Allah untuk umat manusia, saat banyak penyimpangan pada zaman itu,” imbuhnya.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Ia menambahkan, Nabi mulai diutus memperkenalkan ajaran Islam pada masa jahiliyah. Misalnya Rasul menyampaikan kewajiban berjilbab, yang pada saat itu dianggap asing. Lalu jilbab dikenalkan di masyarakat kini, yang awalnya juga dianggap asing. “Namun sekarang sudah tidak asing lagi,” lanjutnya.
Menyikapi perkembangan era milenial saat ini, ia mengatakan, para penyeru dakwah pun dituntut untuk mengikuti arus perkembangan zaman. Terutama bagi generasi milenial yang tumbuh berkembang bersama arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih.
“Perkembangan zaman menuntut kita untuk lebih terbuka akan teknologi sebagai media dakwah, saat cakrawala dunia terbuka luas, tidak ada pembatas antara negara satu dan negara lainnya,” imbuhnya. (L/R4/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga