New York, 1 Rajab 1436/19 April 2015 (MINA) – Utusan khusus PBB untuk Libya, Bernardino Leon mengatakan, Ahad (20/4), 80 persen draft usulan PBB untuk menyelesaikan krisis Libya telah disetujui oleh faksi-faksi negara itu.
Belum ada isu yang memerlukan negosiasi lebih lanjut, tetapi kesepakatan dapat dicapai dengan draft ini, kata Leon pada konferensi pers di Maroko, Skhirat.
Perwakilan dari kedua belah pihak harus kembali ke Libya guna bermusyawarah kemudian kembali ke Maroko minggu berikutnya untuk putaran baru pembicaraan, tambah Leon, demikian laporan Middle East Monitor (MEMO) yang diberitakan Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Senin.
Utusan PBB mendesak faksi Libya untuk bekerja “guna menyetujui kata-kata akhir untuk proposal PBB.” Dia menyebutkan akan mengadakan pertemuan untuk pertama kalinya dengan para pemimpin kelompok bersenjata Libya pekan depan.
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
“Ini adalah pertama kalinya para pemimpin milisi akan bertatap muka tanpa mediasi,” tambahnya.
Libya tetap dalam keadaan kacau sejak pemberontakan berdarah mengakhiri kekuasaan orang kuat Muammar Gaddafi, yang berkuasa selama beberapa dekade, pada akhir 2011.
Sejak itu, perpecahan politik hebat di negara ini telah menghasilkan dua kelompok saingan pemerintah, masing-masing dengan lembaga negara sendiri dan militer.
Bersaing untuk memperolah kekuasaan legislatif adalah Rumah Tobruk berbasis Perwakilan Rakyat dan Kelompok Islam yang dipimpin Pemimpin Kongres Nasional, yang bersidang di Tripoli.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
Kedua majelis mendukung kedua pemerintah saingan masing-masing yangh berkantor pusat di dua kota. (T/P002/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)