Amman, MINA – Utusan Khusus PBB untuk Yaman Martin Griffiths memperingatkan bahwa negara yang dilanda perang itu menghadapi kemungkinan pecah, kecuali jika kesepakatan yang mengakhiri konflik dilakukan segera.
Griffiths mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa (20/8), “tidak ada kata terlambat” dalam memperantarai kesepakatan damai untuk mengakhiri pertempuran.
“Fragmentasi Yaman menjadi ancaman yang lebih kuat dan lebih mendesak,” kata diplomat Inggris itu melalui videolink dari Amman, Yordania, demikian Nahar Net melaporkan.
“Resikonya menjadi terlalu mahal untuk masa depan Yaman, rakyat Yaman dan wilayah yang lebih luas. Yaman tidak bisa menunggu,” tambahnya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Komentar Griffiths muncul ketika separatis Yaman mengusir pasukan pemerintah dari dua kamp militer dalam bentrokan mematikan di provinsi Abyan, Selasa, memperkuat kehadiran mereka di selatan setelah mereka merebut ibu kota de facto Aden.
Griffiths mengutuk pengambilalihan Aden oleh Dewan Transisi Selatan (STC) baru-baru ini dalam bentrokan yang mencerminkan ambisi kemerdekaan Yaman selatan dan menewaskan sekitar 40 orang.
“Kami tentu tidak bisa meremehkan risiko yang ditimbulkan oleh peristiwa ini bagi masa depan negara ini,” kata Griffiths kepada para delegasi DK Keamanan PBB.
Ia menekankan bahwa perang harus diakhiri “dengan cepat dan damai.”
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Separatis Dewan Transisi Selatan (STC) dan pasukan pemerintah Yaman telah memerangi pemberontak Houthi dalam perang selama bertahun-tahun yang mendorong negara itu ke ambang kelaparan.
Namun, lonjakan ketegangan di antara keduanya telah membatasi kerja sama mereka dalam memerangi Houthi. (T/RI-1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata