Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Utusan PBB Ingatkan Yaman Terancam Pecah

Rudi Hendrik - Rabu, 21 Agustus 2019 - 11:34 WIB

Rabu, 21 Agustus 2019 - 11:34 WIB

3 Views

The United Nations Special Envoy to Yemen Martin Griffiths speaks to the press upon his arrival at Sanaa international airport on March 24, 2018. / AFP PHOTO / MOHAMMED HUWAIS

Amman, MINA – Utusan Khusus PBB untuk Yaman Martin Griffiths memperingatkan bahwa negara yang dilanda perang itu menghadapi kemungkinan pecah, kecuali jika kesepakatan yang mengakhiri konflik dilakukan segera.

Griffiths mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa (20/8), “tidak ada kata terlambat” dalam memperantarai kesepakatan damai untuk mengakhiri pertempuran.

“Fragmentasi Yaman menjadi ancaman yang lebih kuat dan lebih mendesak,” kata diplomat Inggris itu melalui videolink dari Amman, Yordania, demikian Nahar Net melaporkan.

“Resikonya menjadi terlalu mahal untuk masa depan Yaman, rakyat Yaman dan wilayah yang lebih luas. Yaman tidak bisa menunggu,” tambahnya.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Komentar Griffiths muncul ketika separatis Yaman mengusir pasukan pemerintah dari dua kamp militer dalam bentrokan mematikan di provinsi Abyan, Selasa, memperkuat kehadiran mereka di selatan setelah mereka merebut ibu kota de facto Aden.

Griffiths mengutuk pengambilalihan Aden oleh Dewan Transisi Selatan (STC) baru-baru ini dalam bentrokan yang mencerminkan ambisi kemerdekaan Yaman selatan dan menewaskan sekitar 40 orang.

“Kami tentu tidak bisa meremehkan risiko yang ditimbulkan oleh peristiwa ini bagi masa depan negara ini,” kata Griffiths kepada para delegasi DK Keamanan PBB.

Ia menekankan bahwa perang harus diakhiri “dengan cepat dan damai.”

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Separatis Dewan Transisi Selatan (STC) dan pasukan pemerintah Yaman telah memerangi pemberontak Houthi dalam perang selama bertahun-tahun yang mendorong negara itu ke ambang kelaparan.

Namun, lonjakan ketegangan di antara keduanya telah membatasi kerja sama mereka dalam memerangi Houthi. (T/RI-1/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Rekomendasi untuk Anda

Dunia Islam
Internasional
Indonesia
Amerika
Timur Tengah
Timur Tengah