Al-Quds, MINA – Utusan khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah Nickolay Mladenov, Rabu (13/9), menyambut baik upaya rekonsiliasi Palestina baru-baru ini, dengan mengatakan bahwa persatuan sangat penting untuk mewujudkan aspirasi nasional Palestina.
“Saya menyambut baik perkembangan terkini terkait persatuan Palestina di Kairo. Rekonsiliasi sangat penting untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza, … dan memulihkan harapan untuk masa depan,” kata Mladenov dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan IINA yang dikutip MINA.
Pejabat PBB itu mendesak semua pemangku kepentingan untuk memanfaatkan momentum positif saat ini dan mencapai kesepakatan yang memungkinkan pemerintah Palestina persatuan untuk segera mengambil tanggung jawabnya di Gaza.
“Gaza dan harus menjadi bagian integral dari negara Palestina masa depan. Persatuan merupakan langkah penting menuju realisasi damai aspirasi nasional Palestina,” kata Mladenov.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah tiba di Kairo pada Sabtu (9/9) untuk bertemu dengan sejumlah pejabat Mesir guna membahas rekonsiliasi antar-Palestina dan situasi terkini Gaza.
Ini adalah kunjungan pertama sejak Haniyah terpilih sebagai pimpinan tertinggi Hamas pada Mei lalu.
Kunjungan ini mencerminkan perbaikan hubungan kedua pihak terutama setelah pemerintah Mesir mengirimkan pengiriman bahan bakar untuk membantu rakyat Gaza selama beberapa bulan terakhir, serta pembukaan persimpangan Rafah.
Sementara Anggota Komite Fatah Central Azzam Al-Ahmad mengatakan kepada Radio Voice of Palestine Rabu, delegasi Fatah akan berangkat ke Kairo dalam beberapa hari untuk membahas rekonsiliasi Palestina dengan pejabat Mesir, demikian laporan Kantor Berita Palestina WAFA.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Dia menekankan, tidak akan ada pertemuan atau dialog dengan delegasi Hamas, yang saat ini berada di Kairo, kecuali dengan jelas menyatakan pembubaran komite administratif yang dibentuknya untuk menjalankan urusan Gaza dan memungkinkan pemerintah konsiliasi Palestina untuk menjalankan tugasnya di Kairo Jalur Gaza tanpa penghalang.
Faksi-faksi Palestina terpecah pada musim panas 2007 setelah Hamas, yang secara demokratis terpilih dalam pemilihan umum beberapa bulan sebelumnya, mengambil alih Gaza setelah perseteruan dengan faksi Fatah.
Upaya rekonsiliasi berulang kali telah gagal. (T/R01/RS1)
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka