Sanaa, 21 Rabi’ul Akhir 1436/11 Februari 2015 (MINA) – Utusan Uni Eropa untuk Yaman Bettina Muscheidt bermaksud meninggalkan negara krisis itu dalam 48 jam karena alasan keamanan.
Rabu (11/2), seorang sumber dari misi Uni Eropa di Yaman mengatakan dengan status dirahasiakan, Muscheidt mengambil keputusan berdasarkan situasi keamanan.
Keputusan itu muncul beberapa saat setelah kedutaan Amerika Serikat, Inggris dan Perancis di ibukota Sanaa mengumumkan menutup layanannya karena ketidakamanan yang meningkat, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Penutupan kedutaan dilakukan ketika ribuan warga Yaman turun ke jalan pada Rabu memperingati tahun keempat revolusi 2011 yang akhirnya menumbangkan presiden otokratis Ali Abdullah Saleh.
Baca Juga: Hezbollah Serang Pangkalan Utama Militer Israel di Tel Aviv
Massa juga memprotes kelompok bersenjata Houthi yang baru-baru ini mengambil alih pemerintahan dan menyebutnya “kudeta”.
Pekan lalu, kelompok itu mengumumkan “deklarasi konstitusional” membubarkan parlemen, namun ditolak oleh sebagian besar kekuatan politik Yaman dan beberapa negara tetangga. (T/P01/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Isi Surat Persembahan Hezbollah untuk Keluarga Para Martir