Surabaya, MINA – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menginstruksikan vaksinasi massal campak rubela (MR) atau outbreak response immunization (ORI) sebagai langkah darurat menghadapi kejadian luar biasa (KLB) campak di Kabupaten Sumenep, Madura. Hingga kini tercatat 2.035 kasus suspek campak, dengan 17 warga dilaporkan meninggal dunia.
Khofifah menyampaikan, sebanyak 9.825 vial vaksin MR telah dikirim Kementerian Kesehatan melalui Pemerintah Provinsi Jawa Timur ke Dinas Kesehatan Sumenep. Vaksinasi serentak dimulai Senin (25/8) dan ditargetkan tuntas pada Ahad (14/9) mendatang.
“Imunisasi serentak hari ini dilakukan di Sumenep. Vaksinnya dari Kemenkes sudah turun, pemprov juga sudah menyalurkan. Dua hari lalu saya ke sana untuk memastikan bahwa pelaksanaan imunisasi bisa berjalan lebih komprehensif,” ujar Khofifah di Surabaya.
Data menunjukkan sebagian besar korban meninggal tidak pernah menjalani imunisasi. Dari 17 korban jiwa, 16 tidak pernah mendapatkan vaksinasi campak rubela, sementara satu lainnya hanya menjalani imunisasi tidak lengkap.
Baca Juga: Aksi Demonstrasi Tolak Kenaikan Tunjangan DPR RI Juga Terjadi di Makassar
Untuk memperluas cakupan, Khofifah meminta distribusi vaksin melibatkan berbagai pihak, mulai dari posyandu, kepolisian, TNI, hingga akademisi Universitas Airlangga (Unair). “Jika ada warga yang belum terjangkau, maka harus dilakukan penjangkauan. Posyandu, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta tim dari Unair ikut memaksimalkan capaian imunisasi,” katanya.
Selain vaksinasi, Pemprov Jatim juga mengintensifkan sosialisasi tentang pentingnya imunisasi campak rubela sebagai upaya preventif sejak dini.
Dokter spesialis anak RSUD dr. Moh. Anwar Sumenep, Anita, menegaskan, peningkatan kasus campak di wilayah tersebut dipicu minimnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan. “Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan hanya bisa dicegah melalui vaksinasi campak dasar serta booster,” jelasnya.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menekankan bahwa cakupan imunisasi minimal 95 persen sangat penting untuk membentuk kekebalan kelompok. Rendahnya cakupan vaksinasi kerap menjadi pemicu munculnya wabah campak di berbagai daerah. []
Baca Juga: Rakornas BAZNAS 2025 Agendakan Bahas Penyaluran Bantuan ke Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)