WABAH KOLERA ANCAM PULUHAN RIBU PENGUNGSI SUDAN SELATAN

Korban kolera di pangkalan pasukan perdamaian PBB di Juba, Sudan Selatan. (Foto: dok. Nahar Net)
Korban di pangkalan pasukan perdamaian PBB di Juba, . (Foto: dok. Nahar Net)

Juba, Sudan Selatan, 6 Ramadhan 1436/23 Juni 2015 (MINA) – kolera yang sangat menular mengancam puluhan ribu warga Sudan Selatan yang mengungsi dan berlindung di Pangkalan PBB di Juba.

Menteri Kesehatan Riek Gai Kok mengatakan kepada wartawan, Selasa (23/6), ada 171 kasus kolera telah dikonfirmasi yang dimulai dari pangkalan PBB, tempat puluhan ribu penduduk yang menyelamatkan diri dari negara itu dan menyebar di tempat lain di ibukota itu.

Kementerian Kesehatan mengatakan, setidaknya 18 orang telah meninggal karena kolera dan dinyatakan wabah infeksi sangat menular, Nahar Net yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Tahun lalu, setidaknya 167 orang tewas dengan lebih 6.400 kasus yang dilaporkan akibat wabah.

Kok mengatakan, kasus pertama tercatat ditemukan pada 1 Juni.

Wabah kolera ditularkan melalui air minum atau makan makanan yang terkontaminasi dengan kotoran atau tangan yang kotor. Kondisi ini menimbulkan tantangan besar tambahan bagi pekerja pemerintah dan relawan bantuan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pekerja bantuan yang melaksanakan kampanye vaksinasi kolera, menargetkan lebih dari 100.000 orang untuk mencegah wabah menyebar dalam skala besar dan mencegah terjadinya kematian.

Kok bersikeras, petugas kesehatan kali ini lebih baik untuk mengatasi wabah dari pada tahun lalu.

Lebih dari dua juta orang terpaksa mengungsi selama 18 bulan perang saudara, di mana lebih 137.000 warga sipil berlindung di pangkalan pasukan penjaga perdamaian PBB, termasuk lebih 34.000 warga sipil berdesakan dalam kamp-kamp lainnya di ibukota.

Menurut PBB, dua per tiga dari 12 juta penduduk negara itu membutuhkan bantuan, di mana 4,5 juta orang menghadapi kerawanan pangan yang parah dan terancam kelaparan.

Perang saudara dimulai pada Desember 2013 saat Presiden Salva Kiir menuduh mantan wakilnya Riek Machar merencanakan kudeta.

Konflik telah ditandai dengan pembantaian etnis, pemerkosaan dan penggunaan tentara anak-anak.

Setelah masa inkubasi yang singkat dua sampai lima hari, penyakit kolera menyebabkan diare berat, pengeringan air dalam tubuh. Hilangnya cairan dalam tubuh secara dramatis sering menimbulkan efek yang fatal. (T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0