Moskow, MINA – Sebanyak 121 orang di Moskow, Rusia, diduga terkena wabah langka yang disebut botulisme hingga di bawa ke rumah sakit, Senin (17/6).
Melansir CBS News, pejabat kesehatan setempat melaporkan, setidaknya 30 orang menjalani perawan intensif.
Para pasien itu dirawat di rumah sakit dengan dugaan botulisme bawaan makanan, suatu kondisi yang mengancam jiwa yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan gagal napas dan kelumpuhan.
Pihak berwenang Rusia mengatakan, wabah racun itu berasal dari salad yang didistribusikan oleh layanan pengiriman online populer, yang pada Ahad (16/6) menghentikan sementara operasinya di tengah penyelidikan kriminal.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
“Total 121 orang mencari bantuan medis,” laporan kantor berita pemerintah mengutip Wakil Walikota Moskow, Anastasia Rakova pada Senin (17/6).
“Saat ini 55 orang dalam kondisi serius, 30 di antaranya dalam perawatan intensif,” tambahnya.
Pengawas konsumen dan kesehatan kota tersebut, Rospotrebnadzor, mengatakan pada hari Sabtu bahwa pihaknya sedang melakukan “penyelidikan epidemiologis terhadap dugaan kasus botulisme.”
Kantor kejaksaan Moskow mengatakan telah meluncurkan penyelidikan kriminal atas pelanggaran standar keselamatan konsumen.
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Wakil Walikota Rakova mengatakan “tidak ada ancaman terhadap nyawa” mereka yang dirawat di rumah sakit berkat intervensi medis yang tepat waktu.
Botulisme adalah kondisi yang sangat langka, biasanya disebabkan oleh makanan yang tidak diproses dengan benar dan terkait dengan makanan kaleng dan diawetkan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), botulisme bawaan makanan adalah “penyakit serius yang berpotensi fatal.”
Gejala awal termasuk kelelahan, vertigo, penglihatan kabur, mulut kering, dan kesulitan menelan dan berbicara, menurut WHO.
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel
“Insiden botulisme rendah, tetapi angka kematiannya tinggi jika diagnosis yang cepat dan pengobatan yang tepat tidak diberikan,” kata WHO.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron akan Umumkan Perdana Menteri Baru Hari Ini