Oleh: Nur Rahmi, wartawan kantor berita Islam Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Pemuda adalah sosok yang tidak pernah luput dari sorotan dunia, mereka akan menjadi gambaran dunia pada masa depan.
Namun apa jadinya jika pemuda yang katanya menjadi ujung tombak suatu negara dan agama dihadapkan dengan kondisi yang tidak diharapkan? Dunia sekitarnya penuh dengan kesesatan dan kemasiatan yang tak bertepi? Derasnya arus informasi dan telekomunikasi yang canggih adalah satu faktor penyebab kondisi tersebut.
Dalam Al-Quran, Allah Subhana Wa Ta’ala telah mengabadikan perjuangan para pemuda yang mempertahankan keimanan mereka dalam keadaan yang amat sulit. Yah benar, kisah Ashabul Kahfi. Keadaan di mana pemuda yang mempertahankan keimanannya di saat kaum atau bangsa mereka dilanda kerusakan moral dan keimanan, hingga tidak mampu lagi memperbaiki kondisi tersebut.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof. Anbar: Pendidikan Jaga Semangat Anak-Anak Gaza Lawan Penindasan
Allah memberikan pertolongan dan menyelamatkan mereka dari ancaman yang membahayakan mereka, sehingga mereka tertidur dalam gua (Kahfi) selam ratusan tahun.
Allah menyebut di dalam Surat Al-Kahfi:
{إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Artinya: “Ingatlah ketika para pemuda mencari tempat perlindungan kedalam gua, lalu mereka berdo’a: Wahai Tuhan kami, berilah rahmat kepada kami dari sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).” (Q.S. Al-Kahfi [15]: 10).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Ayat berikutnya menyebutkan:
إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
Artinya: “Sesungguhnya mereka itu adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk”. (Q.S. Al-Kahfi [15]: 13).
Pemuda, Allah mengabadikan kisah Ashabul Kahfi untuk kita jadikan ibrah kepada kita. Kondisi yang sama saat ini kita rasakan.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa
Ibnu Katsir mengomentari ayat tersebut, “Al-fityah adalah para pemuda, mereka (para pemuda) adalah orang yang lebih mudah untuk menerima kebenaran serta mengikuti jalan petunjuk dibandingkan orang yang sudah lanjut usia yang telah dimakan usia dan lenyap terjerumus dalam agama yang batil. Karena itu yang paling banyak menerima seruan Allah dan RasulNya r adalah para pemuda. Adapun orang-orang tua dari suku Quraisy kebanyakan tetap kekal di atas agama nenek moyang mereka, tidak ada yang memeluk Islam kecuali sedikit, demikian pula yang Allah ceritakan tetang Ashabul Kahfi bahwa mereka adalah para pemuda”. (Tafsir Ibnu Katsir: 3/74).
Krisis Teladan
Banyaknya penyimpangan yang terjadi dewasa ini dalam tubuh pemuda satu di antaranya adalah krisis teladan. Bergesernya nilai, moral dan etika para remaja saat ini karena tidak adanya atau kurangnya contoh yang baik yang bisa dijadikan panutan. Maka banyak terjadinya kekerasan, pemerkosaan, dan tindakan kriminal lainnya yang dilakukan remaja adalah dampak dari semua itu.
Mereka lebih mengidolakan tokoh-tokoh yang tidak Islami, kypop, artis bolywood-holywood, dan lain sebagainya yang jelas-jelas jauh dari tuntunan Islam sendiri. Kenapa, karena tidak ada yang bisa dicontoh kecuali sedikit. Padahal dalam Islam, ada tidak ada yang pantas menjadi idola kecuali Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Sebagaimana Allah berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.S. Al-Ahzab [31]: 21).
Kita tidak bisa menyalahkan 100% bobroknya remaja masa kini. Karena bisa jadi acuhnya orang tua dalam masa pencarian jati diri menjadi penyebab utama. Tapi jangan tenang dulu, kita yang berada di sekitar mereka juga punya tanggung jawab untuk mengingatkan mereka.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Sebagaimana Allah berfirman:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S. An-Nahl [16]: 125).
Keteladanan Pemuda Era Rasulullah
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Kisah sukses para pemuda di era Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bisa dijadikan cambuk bagi para pemuda yang mampu mengharumkan agama Allah dalam keremajaannya. Usamah bin Zaid telah memimpin pasukan yang anggotanya adalah para pembesar sahabat seperti Abu Bakar dan Umar untuk menghadapi pasukan terbesar dan terkuat di masa itu. Padahal usianya baru memasuki 18 tahun.
Sa’d bin Abi Waqqash yang baru beruur 17 tahun yang pertama kali melontarkan anak panah di jalan Allah. Termasuk dari enam orang ahlus syuro.
Sementara itu pemuda yang pertama kali menghunus pedang di jalan Allah adalah Zubair bin Awwam yang berumur 15 tahun. Diakui oleh Rasul Shallallahu’alaihi wasallam sebagai hawari-nya.
Dan pemuda yang tersohor dan tak asing di telinga kita adalah Muhammad Al Fatih yang berusia 22 tahun mampu menaklukkan Konstantinopel ibu kota Byzantium pada saat para jenderal agung merasa putus asa.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Masih banyak lagi pemuda yang tak bisa disebutkan satu persatu atas jasanya yang mengharumkan Islam. Pertanyaanya adalah, sudah berapakah usia Anda dan apa yang sudah Anda lakukan di masa mudamu? (P004/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?