Cileungsi, MINA – Amir Majelis Ta’lim dan Tadrib Pusat (Ketua Pendidikan dan Pelatihan) Jama’ah Muslimin (Hizbullah), Wahyudi KS mengatakan kehidupan berjamaah (satu kepemimpinan) tidak bisa dipisahkan dengan tauhid. Artinya, mengamalkan ajaran Islam, termasuk tauhid dengan berjamaah.
“Jika kita lihat dalam tarikh (sejarah), mereka yang beriman kepada Rasul adalah mereka yang berjamaah, berbaiat, yang mendengar dan taat kepada Rasul,” kata Wahyudi, Ahad (19/8), malam.
Hal itu terdapat dalam surat Al Baqarah ayat 21 dan 218. Ibnu Katsir menafsirkan bahwa kedua ayat tersebut perintah berjamaah, sebagaimana hadis yang menjelaskan lima perintah Rasul berjamaah, mendengar, taat, hijrah dan jihad.
Ayat dan hadis tersebut memiliki korelasi sama-sama yang memerintahkan Hijrah dan Jihad. Sejarah menyebutkan mereka yang beriman memiliki ciri-ci dari ayat dan hadis tersebut, sekalipun dia hidup bersama Nabi.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Wahyudi yang aktif berdakwah sejak SMP itu menyayangkan mereka yang gencar meneriakkan tauhid, namun mengesampingkan ayat-ayat tentang hidup berjamaah.
“Padahal orang yang beriman pada masa Rasulullah pasti mereka hidup berjamaah, pasti mereka orang-orang yang senantiasa hadir dalam majelis Rasul dan taat pada beliau,” tegasnya.
Setelah menyebutkan syarat orang yang mendapatkan rahmat, ia menambahkan ada enam ciri orang yang bisa kita ketahui apakah kita termasuk di dalamnya.
“Saling melindungi, memerintahkan kepada yang makruf, mencegah berbuat mungkar/maksiat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mentaati Rasul,” tambahnya. (L/P3/P2)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain