Banda Aceh, MINA – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan, kerja sama membangun literasi keagamaan di masjid adalah langkah yang strategis, apalagi masjid akan menjadi pusat literasi keagamaan.
Hal itu disampaikan Zainut saat menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara Ditjen Bimas Islam Kemenag dengan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Sabtu (22/1) malam.
“Masjid tidak hanya memiliki nilai sebagai tempat ibadah mahda, ibadah ritual saja, tapi juga memiliki fungsi yang lain, yaitu mendidik umat. Kerja sama literasi keagamaan di masjid sangat strategis,” kata Zainut.
“Saya kira kerja sama literasi keagamaan yang sedang kita perluas ini adalah bagaimana kita mengikhtiarkan masjid mencerdaskan umat untuk meningkatkan dan membangun peradaban Islam yang lebih baik,” imbuhnya.
Baca Juga: Syeikh El-Awaisi: Cinta di Balik Nama Baitul Maqdis
Selain itu, menurut Zainut, kerja sama tentang pengelolaan perpustakaan masjid bersamaan dengan Bimtek Pengelolaan Perpustakaan Masjid yang diselenggarakan oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) ini merupakan terobosan yang baik.
“Saya apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Direktorat Urais Binsyar Ditjen Bimas Islam yang menginisiasi penandatanganan kerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Aceh,” katanya.
“Selaku pribadi dan sebagai Wakil Menteri Agama saya merasa bersyukur dan ikut menyaksikan perkembangan dan kemajuan program tentang penguatan literasi keagamaan Islam lewat penguatan perpustakaan masjid yang diinisasi oleh Ditjen Bimas Islam,” ujarnya menambahkan.
Zainut menerangkan, jika menengok sejarah, masjid adalah pusat kegiatan umat Islam, bahkan di masjid peradaban Islam dibangun. “Berbicara peradaban umat Islam Indonesia, Aceh merupakan daerah yang kaya akan bukti peradaban Islam,” ungkapnya.
Baca Juga: Tinjau Program Bantuan di Herat, MER-C Kirim Tim ke Afghanistan
Menurut Zainut, sumber informasi keagamaan yang belum tergali secara maksimal harus menjadi pelecut untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat. Ia berharap, Ditjen Bimas Islam bisa menjadi lokomotif dalam memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses konten keislaman.
“Kita harus menjadikan ini semuanya sebagai tantangan kita yang harus kita jawab, dan tantangan membuat semua masyarakat Indonesia mempunyai kemudahan dalam mengakses sumber-sumber bacaan, termasuk sumber bacaan keagamaan,” kata Zainut.
Hadir dalam penandatanganan kerja sama itu antara lain Kanwil Kemenag Aceh Iqbal, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Aceh Edi Yandra, Koordinator Fungsi Kepustakaan Islam Ditjen Bimas Islam Abdullah Alkholis bersama para Subkoordinator di Subdit Kepustakaan Islam, dan 23 pengurus perpustakaan masjid. (L/R2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)