Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Jadi Pusat Pengembangan Literasi Keagamaan di ASEAN

Rana Setiawan - Kamis, 16 November 2023 - 19:05 WIB

Kamis, 16 November 2023 - 19:05 WIB

3 Views

Jakarta, MINA – Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Menkumham RI), Yasonna H. Laoly, melakukan pertemuan dengan delegasi luar negeri dari Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) di Jakarta, Rabu (15/11).

Dalam keterangan tertulis diterima MINA, Kamis (16/11), sejumlah delegasi mendorong peran aktif Indonesia untuk menjadi pusat pengembangan literasi keagamaan di ASEAN.

Indonesia yang memiliki modal sosial besar sebagai bangsa majemuk, dinilai bisa mendorong pendekatan literasi keagamaan secara holistik dengan melibatkan berbagai organisasi dan mendapat dukungan pemerintah.

Indonesia berada dalam posisi yang baik untuk melayani kepemimpinan di seluruh kawasan ASEAN berkolaborasi bersama oleh kelompok dan lembaga dengan pendekatan holistik dalam penguatan literasi keagamaan dan martabat manusia,” kata Pendiri dan Ketua Sekretariat Kebebasan Beragama Internasional, Greg Mitchell, yang dihadiri 27 delegasi luar negeri dari Konferensi Internasional LKLB.

Baca Juga: Prof Asrorun Niam: Tujuan Fatwa untuk Kemaslahatan Hakiki

Menurut Greg, Indonesia mempunyai kemampuan untuk berkolaborasi dengan banyak pihak melalui program LKLB.

“Ada minat yang kuat diantara seluruh alumni peserta program LKLB. Kami belum pernah mendapatkan respon sebanyak ini, hampir semua orang bertanyak dalam sesi breakout dan mau memberikan komentar,” ujarnya.

Presiden G20 Interfaith Forum, Cole Durham, mengatakan suara keagamaan penting dalam penyusunan kebijakan dalam pemerintahan. Sesi-sesi dalam konferensi menunjukkan bagaimana peran agama dalam mengatasi berbagai tantangan global.

“Saya pikir literasi keagamaan lintas budaya adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan. Bukan lintas budaya diantara agama-agama, tapi menemukan cara untuk belajar menghormati satu sama lain dan membuat perbedaan menjadi sesuatu yang positif,” kata Durham.

Baca Juga: KH Afifuddin Muhajir: Fatwa Dibutuhkan Sepanjang Zaman

Wakil Presiden Senior Institute for Global Engagement (IGE) Amerika Serikat, James Chen, mengatakan program literasi keagamaan lintas budaya yang diadakan oleh Institut Leimena dan berbagai mitra telah menunjukkan dampak yang signifikan. Para guru dari seluruh wilayah di Indonesia berusaha melakukan perubahan karena adanya pemahaman literasi agama yang baik.

“Para guru inilah yang akan menjangkau generasi penerus bangsa di negara Indonesia,” kata Chen.

Sementara itu, Menkumham RI, Yasonna H. Laoly, mengatakan Konferensi Internasional LKLB diharapkan bisa memperluas jaringan untuk saling bekerja sama dalam memajukan martabat manusia dan supremasi hukum untuk menciptakan masyarakat dunia yang damai dan inklusif.

“Ini (Konferensi Internasional LKLB) merupakan forum yang baik bagi pejabat pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dari seluruh dunia untuk bertukar pandangan dan praktik terbaik dalam mempromosikan literasi agama lintas budaya dan martabat manusia dalam masyarakat yang beragam,” ujar Yasonna.

Baca Juga: Pelatihan UMKM di Jakarta Diharap Lahirkan Muzaki Baru

Konferensi Internasional LKLB diadakan Kementerian Hukum dan HAM RI dan Institut Leimena melibatkan 30 narasumber terkemuka dunia.

Konferensi yang merupakan rangkaian dari peringatan HAM Sedunia ke-75 didukung oleh International Center for Law and Religious Studies at Brigham Young University Law School, Sekrektariat Kebebasan Beragama Internasional, dan Templeton Religion Trust.(R/R1/RS3)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: BMKG: Beberapa Wilayah Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat, Sepekan Mendatang

Rekomendasi untuk Anda

Amerika
Kolom
Haji 1445 H
Indonesia