Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wanita Cermin Surga (Oleh: RR Atmim Nurona M,Pd,)

Nur Hadis - Sabtu, 12 Februari 2022 - 22:00 WIB

Sabtu, 12 Februari 2022 - 22:00 WIB

17 Views

Oleh: RR Atmim Nurona M,Pd, Muslimat Jama’ah Muslimin (Hizbullah)

Mungkin diantara kita ada yang membayangkan bahwa wanita cermin surga adalah seorang wanita cantik dengan perawakan tinggi semampai, putih, langsing, glowing, bersayap seperti bidadari dalam cerita fiksi. Atau bahkan justru wanita dari dunia yang bercirikan surga ini bisa lebih cantik dari bidadari surga itu sendiri.

Akankah wanita biasa mendapatkan kesempatan sebagaimana bidadari untuk bisa menjadi penghuni surga, mengingat wanita mempunyai kesempatan lebih besar untuk masuk surga dibanding lelaki, demikian ungkap Rasulullah Shalallahu A’laihi Wasallam, meski justru paling banyak masuk  neraka. Sebagaimana sabda beliau,”Aku melihat ke dalam surga, maka kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka, maka kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR Bukhari dan Muslim).

Lantas, bagaimana wanita cerminan surga itu? Adakah syarat-syarat yang harus dimiliki untuk menjadi wanita cerminan surga yang dapat membuat iri bidadari.

Baca Juga: Tadabbur Surat Al-Ahzab Ayat 56, Allah dan Malaikatpun Bershalawat kepada Nabi SAW

Nabi Shalallahu A’laihi Wasallam bersabda: “Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471).

Dari Hadits di atas, tercermin empat karakter wanita surga yang diperbolehkan masuk dari pintu mana saja yang dia sukai.

  1. Wanita yang Menjaga Shalat 5 Waktu

Mengapa kita diperintahkan untuk menjaga, bukan mengerjakan saja?. Ternyata makna dari kata menjaga sangat dalam. Jika hanya mengerjakan  saja, bisa semaunya dilakukan dalam kondisi apapun baik layak maupun tidak, baik benar maupun salah. Adapun menjaga, kita harus melakukannya dengan benar dari mulai persiapan yaitu wudhu sampai salam. Selain itu, kita juga perlu menjaga agar shalat 5 waktu selalu dikerjakan, tidak boleh ada yang lewat. Baik subuh, dzuhur, ashar, magrib, dan isya. Wanita cermin surga akan mengutamakan Allah dari segalanya, hal itu dilihat dari bagaimana dia menjaga shalatnya.

Dalam hadist Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : “Barang siapa yang terlepas satu shalatnya, seolah-olah ia telah kehilangan seluruh keluarga dan hartanya. (Ibnu Hibban-At-Targhib). Naudzubillahi min dzalik.

Baca Juga: Tujuh Perkara Penyebab Rusaknya Hati

Dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad Shalallahu A’laihi Wasallam bersabda “Sesungguhnya amal seorang hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika baik shalatnya maka ia akan beruntung dan selamat. Dan jika buruk shalatnya maka ia akan merugi. Jika ditemui ada kekurangan pada shalat fardhunya maka Allah akan berkata (kepada malaikat), ”Lihatlah apakah hambaKu memiliki amalan shalat sunah?” Maka kekurangan shalat fardhu akan disempurnakan dengan shalat-shalat sunah. Kemudian amal-amal lainnya akan dihisab seperti itu. (HR. Tirmidzi).

Dengan menjaga shalat, kita akan terjaga akhlak dan perbuatan kita, ini sesuai dengan QS. Al-Ankabut: 45, “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan munkar.” dengan demikian, jika shalat kita benar, akhlak kita akan baik. Kita tidak mudah berbuat maksiat. Tidak mudah berbuat yang tercela seperti durhaka kepada orangtua juga ustadz atau guru, mendzalimi teman seperti mem-bully, mencuri, menyakiti hatinya, dan lain sebagainya.

  1. Berpuasa

Tentu kita semua memahami, berpuasa bisa menaikkan takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam surat Al-Baqarah ayat 183, Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Puasa juga melatih kita mengontrol hawa nafsu. Siapa yang sedang jatuh cinta? Nah puasa ini adalah cara kita untuk menahan diri dari perbuatan yang lebih jauh dan belum dibolehkan. Jatuh cinta itu normal sebagai manusia, tapi kita punya penjagaan dari Allah yang akan menjaga kita agar tidak menjadi dosa dan tercela. terutama kepada orang yang belum dihalalkan oleh Allah.

Baca Juga: Imaam Yakhsyallah: Allah Melaknat Manusia Dengan Empat Cara

Puasa juga akan menjadi diet baik dan efektif, karena dengan puasa kita bisa mengatur cara makan, sekaligus membuat jasmani kita lebih sehat dan kuat. Dengan berpuasa, kita juga akan terlatih menjadi orang yang baik terhadap orang lain. Berempati kepada fakir miskin, merasakan penderitaan bagaimana susahnya menahan lapar dan dahaga. Melatih kita hidup sederhana, menahan diri dari aktivitas sia-sia.

Puasa terbaik adalah puasa pada Bulan Ramadhan. Bulan berlimpahnya berkah dan pahala yang berlipat. Semoga kita menjadi hamba yang tak pernah menyia-nyiakan Bulan Ramadhan, Aamiin.

  1. Menjaga Kemaluan

Wanita adalah makhluk yang berharga, tidak mudah didapat, apalagi diobral. Siapa yang pertama kali bisa menjaga agar wanita tetap berharga, tentu diri wanita itu sendiri. Lantas apakah kita sebagai wanita sudah menjaga diri dengan baik?.

Allah sangat sayang pada wanita, begitu cinta dan sayangnya Allah sampai dicantumkan pada QS. An-Nur ayat 30 yang artinya: ”Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”

Baca Juga: Pentingnya Kepemimpinan dalam Islam dan Larangan Hidup Tanpa Pemimpin

Ibnu Katsir menjelaskan, dalam tafsirnya : “Ini adalah perintah dari Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang beriman untuk menjaga (menahan) pandangan mereka dari hal-hal yang diharamkan atas mereka. Maka janganlah memandang kecuali memandang kepada hal-hal yang diperbolehkan untuk dipandang. Dan tahanlah pandanganmu dari hal-hal yang diharamkan.”

Menjaga kemaluan, diawali dengan menjaga pandangan, karena pandangan dari mata akan turun ke hati, lalu membawa kita berfikir dan timbul suatu keinginan. kemudian berlanjut kepada terjadi atau tidaknya dengan perbuatan. Semoga kita dijaga oleh Allah dari segala bencana, terutama yang asalnya dari perbuatan kita sendiri, Aamiin.

”Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri anak keturunan Adam bagiannya dari zina. Dia mengetahui yang demikian tanpa dipungkiri. Mata bisa berzina, dan zinanya adalah pandangan (yang diharamkan). Zina kedua telinga adalah mendengar (yang diharamkan). Lidah (lisan) bisa berzina, dan zinanya adalah perkataan (yang diharamkan). Tangan bisa berzina, dan zinanya adalah memegang (yang diharamkan). Kaki bisa berzina, dan zinanya adalah ayunan langkah (ke tempat yang haram). Hati itu bisa berkeinginan dan berangan-angan. Sedangkan kemaluan membenarkan yang demikian itu atau mendustakannya.” (HR. Bukhari no. 6243 dan Muslim no. 2657. Lafadz hadits di atas milik Muslim).

  1. Taat Pada Suami

Menaati suami dalam perkara yang baik menjadi tanggungjawab terpenting seorang istri. Posisi suami dalam keluarga adalah pemimpin, dan agar keluarga itu berjalan dengan baik, maka pemimpin itu harus ditaati, selama tidak memerintahkan kepada perbuatan maksiat. Fungsi pemimpin juga sebagai pelindung, maka, ketaatan seorang istri kepada yang melindungi itu harus dilakukan terutama dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Baca Juga: Kehancuran Negara Israel

Dalam QS. An-Nisa:34 Allah menegaskan, “Laki-laki (suami) itu pemimpin (pelindung) bagi perempuan (isteri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dan hartanya”. (Qs. Al-Nisa:34).

Posisi suami yang harus ditaati oleh seorang istri juga disampaikan oleh Rasul pada kesempatan lain dalam sabdanya, “Seandainya aku boleh menyuruh seorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya”. (HR.Turmudzi:1159). Hanya saja sujud kepada selain Allah itu dilarang. Hadits ini sungguh menunjukkan betapa pentingnya seorang istri itu patuh dan taat kepada suaminya dalam membangun keluarga yang bahagia.

Dengan catatan bukan perintah kepada kemaksiatan, karena secara psikologi memang suami itu tidak bisa disuruh, hanya bisa dimintai tolong, karena ia merasa lebih kuat dari istri. (A/atm/B03/P1).

Mi’raj News Agency (MINA).

Baca Juga: Persatuan Kunci Penyelesaian Krisis Palestina

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Khadijah
Tausiyah
Khadijah
Khadijah
Indonesia
MINA Preneur
Khadijah
MINA Health