Oleh Hasanatun Aliyah, Wartawan Kantor Berita MINA
Wanita sangat dimuliakan dalam agama Islam dan Allah Subhanallahu Wa Ta’ala memberikan kedudukan khusus sebagaimana kewajiban yang dibebankan kepadanya.
Dalam meneguhkan kedudukan tersebut, Allah ta’ala sampai menurunkan surat An-Nisa guna menjelaskan kepada umat manusia mengenai segala hal terkait wanita.
Muhammad Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menyebut ada empat wanita mulia yang dijamin surga bahkan menyematkan sebagai penghuni surga terbaik.
Baca Juga: Di Balik Hijab, Ada Cinta
Pada buku Kisah-Kisah Indah Rasulullah Bersama Khadijah” karya Syaikh Mustofa Muhammad Abu Al-Ma’athi disebutkan bahwa Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu berkata “Rasulullah SAW pernah membuat 4 garis, kemudian beliau berkata, ‘Apakah kalian tahu garis apa ini?’ Para sahabat menjawab, ‘Allah dan Rasul-nya yang paling mengetahui.’ Kemudian Rasulullah berkata, “Wanita penghuni surga yang terbaik adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Aisyah binti Muzahim yang menjadi istri Fir’aun.”
Dalam riwayat yang lain, Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik wanita di alam semesta sekaligus pemuka ahli surga ada empat. Mereka adalah Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulallah SAW, Khadijah binti Khawailid dan Asiyah, istri Firaun.” (HR. Muslim, Hakim, dan Ahmad).
Ada banyak wanita dalam sejarah Islam yang bisa dijadikan teladan bagi para muslimah, namun disini penulis hanya akan mengulas empat wanita mulia penghuni surga terbaik yang disebutkan oleh Rasulullah sebagaimana dalam hadits di atas.
Baca Juga: Menjadi Pemuda yang Terus Bertumbuh untuk Membebaskan Al-Aqsa
Maryam binti Imran lahir di Nashirah, Nazareth, Palestina dari rahim seorang ibu bernama Hannah binti Faqudha. Ayah Maryam bernama Ali Imran bin Matsan. Dari silsilah ayah, Maryam masih keturunan dari Nabi Daud Alaihissalam. Sementara ibu Maryam bernama Hannah binti Faqudha. Hannah adalah adik dari istri Nabi Zakaria. Sehingga Maryam adalah keponakan Nabi Zakaria alahissalam.
Keluarga Ali Imran menjadi salah satu yang terpilih, bahkan disematkan sebagai nama surat dalam Al-Quran oleh Allah SWT. Di kalangan masyarakat Bani Israil ketika itu, keluarga Imran sangat terpandang. Pernikahan Imran dengan Hannah lama tak kunjung dikarunia seorang anak. Karena keimanannya mereka tetap bersabar sambil terus berdoa agar mendapatkan keturunan yang salehah. Doa Hannah diabadikan dalam Al Quran surat Ali-Imran ayat 35 berikut ini:
Artinya; “(Ingatlah), ketika isteri Imran berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Allah SWT mengabulkan doa istri Ali Imran. Namun sayang sebelum sang anak lahir, Ali Imran sudah meninggal dunia. Tanpa didampingi sang suami, Hannah melahirkan seorang anak perempuan yang kemudian diberi nama Maryam. Hannah berdoa agar Allah SWT melindungi Maryam dan keturunannya dari godaan syaitan yang terkutuk.
Baca Juga: Muslimat Pilar Perubahan Sosial di Era Kini
Sesuai nazarnya, Hannah kemudian mengirimkan Maryam ke Baitul Maqdis. Setelah dilakukan musyawarah oleh masyarakat kala itu, pengasuhan Maryam akhirnya jatuh ke Nabi Zakaria sang paman.
Nabi Zakaria merawat Maryam di Baitul Maqdis. Di Baitul Maqdis, Maryam tinggal di tempat khusus. Dia menghabiskan waktu untuk beribadah kepada Allah SWT. Maryam merupakan satu-satunya perempuan yang namanya diabadikan menjadi nama surat dalam Al-Quran. Bahkan Allah menyebut nama Maryam sebanyak 30 kali. Salah satunya dalam Surat Al-Thahrim ayat 12.
Artinya: “Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.”
Karena itulah, Allah memilih Maryam untuk menjadi ibu dari Nabi Isa AS dengan tetap menjaga kesuciannya. Namun, karena kehamilannya terjadi tanpa seorang suami, cobaan dalam hidup Maryam pun menjadi tidak mudah. Keteguhan dan keimanan kepada Allah, kemuliaan Maryam ini pula yang menjadikan sosok wanita yang dijamin akan menghuni surga.
Baca Juga: Tujuh Peran Muslimah dalam Membela Palestina
Khadijah binti Khuwailid bin Assad bin Abdul Uzza bin Qushayyi bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Fihr bin Malik bin Al-Nadhar bin Kinanah. Nasabnya bertemu dengan nasab Nabi Muhammad pada Kakeknya Qushayyi. Ibunya bernama Fathimah binti Zaidan bin Jundab (Al-Asham) bin Hajr bin Ma’ish bin Amir bin Lu’ay.
Khadijah adalah seorang wanita mulia, pengusaha sukses di Kota Makkah, Arab Saudi dan saudagar kaya di masa itu. Sebelum menikah dengan Rasulullah, Khadijah sudah dua kali menikah. Kedua mantan suaminya tokoh dan pemuka masyarakat yaitu Atiq bin Aidz bin Abdullah Al-Makhzumi dan Abu Halah Al-Taimi (Hindun bin Zurarah).
Khadijah berasal dari nasab terhormat, serta berprinsip cerdas dan selalu menjaga kehormatannya. Sehingga Ia menolak banyak pinangan dari kaum Quraisy karena mereka hanya menginginkan hartanya dengan menikahi Khadijah adalah caranya.
Baca Juga: Muslimah dan Masjidil Aqsa, Sebuah Panggilan untuk Solidaritas
Namun ketika mengenal Nabi Muhammad, Khadijah menemukan sosok yang berbeda dibandingkan dengan lelaki dari kaumnya. Ia melihat nabi Muhammad sebagai sosok lelaki yang begitu menjaga diri dan kehormatannya.
Berbagai sumber mengatakan bahwa saat menikah dengan Muhammad, Khadijah telah berusia 40 tahun, sedangkan Nabi SAW masih 25 tahun. Khadijah adalah istri pertama Rasulullah SAW dan merupakan orang pertama yang masuk Islam. Khadijah sangat berperan aktif dalam perjalanan dakwah Rasulullah SAW. Bahkan, ia rela memberikan seluruh hartanya demi membantu sang suami menyebarkan ajaran Islam.
Dari pernikahannya bersama Nabi Muhammad SAW, Khadijah memiliki enam orang anak. Mereka adalah Qasim, Abdullah, Ruqayah, Ummu Kultsum, Zaenab, dan Fatimah.
Khadijah merupakan sosok ibu dan istri hebat yang setia menemani suaminya di kala orang-orang kafir dan musyrikin memusuhinya. Dia selalu menghibur suaminya di kala sedih dan mendukung suaminya di kala letih. Karena sumbangsihnya yang begitu agung terhadap Islam, beliau dijamin masuk surga.
Baca Juga: Penting untuk Muslimah, Hindari Tasyabbuh
Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah SAW. Putri Rasulullah dari pernikahan dengan Khadijah. Ia merupakan putri yang sangat taat dan patuh kepada orangtuanya. Fatimah juga dikenal memiliki kecantikan serta kepribadian yang baik, sabar, lembut hati, dan penyayang. Namanya pun memiliki arti ‘Fatimah yang selalu berseri’.
Meskipun ayahnya seorang pedagang kaya, Fatimah tidak dibesarkan dalam fasilitas keduniawian, melainkan dalam kancah perjuangan fisabilillah. Setelah Khadijah meninggal dunia, Fatimah banyak berperan menggantikan sosoknya.
Putri dari Nabi Muhammad SAW ini, menikah dengan sepupunya, Ali bin Abi Thalib yang merupakan putra dari ABu Thalib. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua orang anak bernama Hassan dan Hussain.
Baca Juga: Peran Muslimat dalam Menjaga Kesatuan Umat
Fatimah bahkan pernah membersihkan punggung ayahnya, Rasulullah dari kotoran bangkai hewan yang diletakkan orang kafir Quraisy. Ia jugalah yang selalu menghibur ayahnya saat beliau menghadapi tekanan-tekanan dari kaum Quraisy.
Fathimah salah satu anak perempuan Rasulullah yang dipilih Allah ta’la sebagai salah satu wanita ahli surga.
4. Asiyah Istri Fir’aun
Asiyah binti Muzahim bin ‘Ubaid. Asiyah merupakan istri dari Fir’aun. Meskipun dia memiliki suami yang mengaku sebagai Tuhan, dia mempercayai ajaran Nabi Musa AS.
Baca Juga: Derita Ibu Hamil di Gaza Utara
Setelah mengetahui keimanannya kepada ajaran Nabi Musa AS, Siti Asiyah harus menanggung siksaan pedih dari suaminya sendiri.
Bermacam-macam siksaan harus Siti Asiyah hadapi, tetapi dia tetap mempertahankan keyakinannya. Hingga akhirnya Siti Asyiah meninggal dalam keadaan tersenyum setelah mendapatkan siksaan hebat dari Firaun. Keteguhan Asiyah ini pun diabadikan oleh Allah dalam surat At-Tahrim ayat 11.
Artinya: “Dan Allah membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”
Keteguhan inilah yang menjadikan Asiyah tercatat sebagai wanita mukmin yang mendapatkan jaminan surga.
Baca Juga: Kiat Menjadi Muslimah Penuh Percaya Diri
Demikianlah empat wanita mulia penghuni surga terbaik, semoga dengan mengetahui kisah-kisahnya dapat kita jadikan pelajaran dan menjadikannya sebagai sosok wanita panutan dalam hidup. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Fitnah Medsos yang Perlu Diwaspadai Muslimah