New York, 14 Dzulhijjah 1436/28 September 2015 (MINA) – “Kerja Sama Selatan-Selatan perlu diselaraskan dengan Agenda Pembangunan Pasca-2015 dengan tetap berpegang pada prinsip awal yang dimandatkan oleh Konferensi Asia Afrika tahun 1955,” ujar Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, dalam pidatonya pada High-Level Roundtable on South-South Cooperation, di New York.
Pertemuan dihadiri oleh 18 negara dan sembilan organisasi yang dipandang aktif mengusung Kerja Sama Selatan-Selatan, termasuk Indonesia. Demikian rilis Kementerian Luar Negeri RI, yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin 28/9.
Dari perspektif Indonesia, kata JK, Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) yang sebelumnya merupakan simbol kebangkitan kerja sama dalam menghadapi kolonialisme, imperialisme, dan situasi Perang Dingin harus mengikuti perkembangan dan merespons perkembangan dunia terkini.
Semangat kerja sama tersebut bertransformasi menjadi keinginan untuk merevitalisasi Kemitraan Strategis Asia-Afrika Baru, menuju Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular yang dapat menjawab tantangan global terkini, seperti ketidakpastian kondisi perekonomian dunia, melebarnya jurang pembangunan, kelangkaan sumber energi dan pangan, dampak perubahan iklim, dan ancaman radikalisme serta ekstrimisme.
Wapres juga menekankan bahwa kerja sama ekonomi di bidang perdagangan dan investasi antarnegara berkembang perlu diperkuat.
“Negara-negara juga harus didorong untuk berbagi pengalaman dan best practices dalam menghadapi konflik internal dan ancaman radikalisme serta kekerasan melalui penyelesaian damai,” ujarnya.
Diharapkan melalui KSS, negara-negara berkembang dapat memperkuat kapasitas dan solidaritas dalam berbagai negosiasi internasional.
KSS juga diminta untuk berperan dalam proses implementasi Agenda Pembangunan Pasca 2015 dan mempertemukan para pemangku kepentingan dalam berbagai kemitraan global, termasuk public-private-partnership.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
Dalam hal ini, Indonesia telah menyampaikan komitmennya pada KAA tahun 2015 untuk memberikan dukungan institusional dalam rangka pembentukan Pusat Asia Afrika.(T/P008/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio