“Guna memastikan hak didik dan hak perlindungan mereka terpenuhi, khususnya kemampuan akademis, akhlak, kesehatan, dan kematangan emosional,” ujarnya saat menerima Wakil Grand Syaikh Al-Azhar Mesir Muhammad Abdurrahman Muhammad Duwainy di Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Senin (6/2).
Dalam keterangan resmi Setwapres, Wapres juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran Syaikh Duwaini untuk menghadiri Muktamar Fikih Peradaban sebagai rangkaian Peringatan Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU).
Lebih jauh, Wapres mengungkapkan, Mesir menjadi tujuan utama pelajar muslim Indonesia dalam melanjutkan pendidikan.
Saat ini, terdapat lebih dari 10.300 mahasiswa Indonesia di Mesir atau sekitar 76% dari total WNI di Mesir sebanyak 13.550 orang.
Baca Juga: Hingga November 2024, Angka PHK di Jakarta Tembus 14.501 orang.
Hal ini, kata Wapres, tak lepas dari dukungan Pemerintah Mesir yang memberikan beasiswa untuk pelajar dan mahasiswa Indonesia.
“Setiap tahun cenderung terjadi peningkatan penerima beasiswa, dan tahun ini lebih dari 170 mahasiswa Indonesia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas Al-Azhar,” ungkap Wapres.
Sebagai upaya mendukung penyebaran Islam wasathiyah, Wapres mengapresiasi komitmen Al-Azhar, di mana tahun ini mengirim 35 tenaga pengajar utusan atau mab’uts ke berbagai pesantren dan universitas di Indonesia.
Selain itu, tambahnya, alumni Al-Azhar di Indonesia juga memainkan peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam Wasathiyah, di antaranya, Menteri Luar Negeri RI 1999-2001 Alwi Shihab, dan Gubernur NTB 2008-2018 TGB Muhammad Zainul Majdi.
Baca Juga: Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan
“Salah satu kontribusi alumni Al-Azhar Indonesia adalah pendirian Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab atau PUSIBA di Bekasi, Jawa Barat, yang saya resmikan pada bulan Juni 2022,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, sebagai upaya meningkatkan kerja sama di sektor pendidikan, Wapres menawarkan beasiswa bagi mahasiswa Mesir yang ingin melanjutkan studi di Indonesia.
Saat ini Indonesia memiliki Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), yang juga menerima mahasiswa asing, termasuk Mesir.
“Indonesia juga mempunyai universitas terkemuka yang menawarkan program internasional di bidang kedokteran, IT, bioteknologi, teknik industri, dan agrobisnis,” ungkapnya.
Baca Juga: AWG Gelar Dauroh Akbar Internasional Baitul Maqdis di Masjid Terbesar Lampung
Di sisi lain, Wapres juga menyambut baik minat masyarakat Mesir yang ingin memperdalam pengetahuan mengenai budaya Indonesia.
“Saya senang bahwa sekitar 1.600 warga Mesir belajar bahasa Indonesia di Pusat Kebudayaan Indonesia KBRI Cairo,” kata Wapres bangga.
“Selain itu, sekitar 4 ribu warga Mesir telah mempelajari Pencak Silat, baik di KBRI Kairo maupun langsung di Indonesia. Saya berharap lebih banyak people-to-people contacts di antara kedua bangsa melalui budaya,” pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Syaikh Muhammad Duwainy menyampaikan rasa bangganya terhadap alumni Al-Azhar di Indonesia yang telah memainkan peran penting di negara ini.
Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia
Terkait peningkatan manajemen pengiriman mahasiswa Indonesia ke Al-Azhar, Syaikh Duwaini menyambut baik hal tersebut.
“Selanjutnya, perlunya proses-proses yang terjadi dalam pengiriman mahasiswa Indonesia ke Al-Azhar dan dipastikan tidak ada hambatan,” ujarnya meyakinkan.
Terakhir, Syaikh Duwaini menuturkan, dirinya sangat mendukung diluncurkannya buku biografi Wapres.
“Saya kira buku biografi ini penting bagi para cucu kita, [untuk] meningkatkan pandangan-pandangan moderat dan perkekonomian Islam di masa yang akan datang. Saya kira buku ini akan menjadi panutan kita bersama,” pungkasnya.(R/R1/P1)
Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina