New York, 15 Ramadhan 1438/10 Juni 2017 (MINA) – Setelah lebih dari seribu warga AS melakukan pawai untuk mendukung Muslim di New York beberapa bulan lalu, kini grup Pawai Nasional Anti Syariah akan melakukan kampanye sebaliknya.
Aksi yang digagas oleh ACT for America tersebut menuai kecaman dari berbagai grup sayap kanan dan kemanusiaan.
ACT for America juga digambarkan oleh Southern Poverty Law Center (SPLC) sebagai kelompok anti-Muslim terbesar di AS, karena kali ini menyerukan demonstrasi di sedikitnya 28 kota di lebih dari 20 negara bagian di negara itu, Al Jazeera melaporkan.
Dalam sebuah pernyataan di situs resminya, grup tersebut mengklaim bahwa syariah – atau hukum Islam – bertentangan dengan hak asasi manusia dan Konstitusi AS.
Baca Juga: Pengadilan AS Batalkan Kasus Pidana Trump
Brigitte Gabriel, pendiri kelompok tersebut, adalah warga Amerika keturunan Lebanon yang pernah menyebut orang Arab sebagai kelompok “barbar”. Dia telah menjadi pendukung vokal Presiden AS Donald Trump.
Dalam pidato di sebuah pertemuan lobi pro-Israel pada 2007, Gabriel mengatakan bahwa orang-orang Arab “tidak memiliki jiwa”.
Trump, yang pada saat kampanye pemilihannya berjanji melarang Muslim memasuki negaranya, telah menandatangani dua perintah eksekutif yang berusaha membatasi perjalanan dari negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim sejak berkuasa kurang dari enam bulan yang lalu.
Setelah dibatalkan di beberapa pengadilan, larangan Trump akan dipertimbangkan oleh Mahkamah Agung.
Baca Juga: Jadi Buronan ICC, Kanada Siap Tangkap Netanyahu dan Gallant
Corey Saylor, juru bicara Dewan Hubungan Islam Amerika, mengatakan pawai anti Islam yang akan berlangsung dalam waktu dekat itu akan berkontribusi pada kekerasan Muslim yang lebih banyak.
Dikatakan, organisasi-organisasi neo-Nazi, anti-pemerintah dan supremasi kulit putih telah menyatakan dukungan untuk pawai dan berencana hadir.
Pawai anti-Muslim juga dipromosikan oleh Proud Boys, sebuah kelompok nasionalis sayap kanan, dan oleh berbagai organisasi lainnya.
Pawai ini muncul beberapa minggu setelah Jeremy Christian, seorang kulit putih berusia 35 tahun, disebut menikam dua orang di sebuah kereta api saat mereka mencoba mencegahnya melukai gadis Muslim di Portland, Oregon.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
Sebuah protes untuk melawan pawai anti Islam tersebut juga dijadwalkan akan berlangsung di California, New York, Pennsylvania, Minnesota, Washington dan North Carolina.(T/RE1/RS3)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu