Vienna, Austria, 18 Dzulhijjah 1435/12 Oktober 2014 (MINA) – Sejumlah warga Eropa menunjukkan dukungannya terhadap kota Kobane yang berpenduduk suku Kurdi, yang juga dikenal sebagai Ayn Al-Arab, di Suriah.
Namun protes dukungan itu berakhir dengan kekerasan, di mana dua orang ditikam di negara bagian barat Austria, Vorarlberg, Sabtu (11/10), selama protes menyerukan dilakukannya tindakan kuat dalam menanggapi serangan pejuang ISIS di kota perbatasan Kobane, Suriah.
Sekitar 500 demonstran berkumpul di Bregenz, ibukota Vorarlberg, menunjukkan dukungan mereka untuk kota Kobane, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Perkelahian terjadi antara demonstran dan kelompok lain yang lewat.
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant
Dua orang, yakni satu warga Turki dan lainnya berdarah Thailand, ditikam oleh demonstran lainnya dan dibawa ke rumah sakit. Menurut petugas rumah sakit, kondisi mereka stabil.
Sebelumnya, pada 6 Oktober, sekelompok demonstran menyerang konsulat Turki di Austria karena mereka memprotes kurangnya dukungan dari pemerintah Turki bagi para pejuang Kurdi di Kobane yang terkepung.
Suku Kurdi di Perancis juga menunjukkan dukungan mereka untuk Kobane.
Sementara demonstrasi dukungan juga digelar di ibukota Paris, di mana sekitar 6.000 orang menyerukan tindakan yang lebih kuat.
Baca Juga: Turkiye Tolak Wilayah Udaranya Dilalui Pesawat Presiden Israel
Para peserta demonstran terdiri dari kelompok-kelompok Kurdi, didukung oleh pihak sayap kiri dan serikat buruh.
Protes juga berlangsung di kota-kota Bordeaux dan Lyon.
Sementara itu pula, setidaknya 20.000 orang ikut andil pada demonstrasi Sabtu di kota barat Jerman, Dusseldorf.
Demonstran menunjukkan dukungan mereka dengan meneriakkan slogan-slogan dukungan untuk Kobane.
Baca Juga: Setelah 40 Tahun Dipenjara Prancis, Revolusioner Lebanon Akan Bebas
Di Denmark pun warga menunjukkan dukungan untuk Kobane.
Sekelompok demonstran asal Turki, Suriah, Irak dan Iran melakukan aksi protes di ibukota Kopenhagen.
Kelompok protes ini melalui kedutaan Turki dan Iran sambil meneriakkan slogan-slogan menentang negaranya.
Di Turki sendiri, pengunjuk rasa mengklaim pemerintah Turki tidak melakukan apa pun untuk menghentikan kemajuan militan ISIS di kota Suriah yang terkepung di seberang perbatasan Turki itu.
Baca Juga: Hotel Italia Larang Warga Israel Menginap Imbas Genosida di Gaza
Para demonstran bentrok dengan polisi, menutup jalan lalu lintas dengan mendirikan barikade dan menyerang pasukan keamanan.
Sebagai tanggapan, pasukan keamanan menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan massa yang marah.
Jumlah korban tewas dari protes “ilegal” pro-Kurdi di Turki itu naik menjadi 33 orang hingga Sabtu. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Demonstrasi Meletus di Paris Protes Galang Dana Zionis