Gaza, MINA — Ratusan warga Palestina di Gaza menunaikan shalat Idul Adha 1445H Ahad (16/7) pagi, di tengah reruntuhan rumah dan bangunan yang telah hancur,
Mereka dengan antusias merayakan Idul Adha tahun ini meski dalam suasana muram yang ditandai dengan agresi Zionis Israel masih berlangsung hingga saat ini.
Koresponden WAFA melaporkan, ratusan jamaah melaksanakan shalat Ied di berbagai wilayah Gaza, di atas puing-puing, di sisa-sisa masjid yang sudah hancur, dan di tempat terbuka, sambil membawa serta anak-anak mereka.
Semangat perayaan Idul Adha yang biasa tidak ada karena agresi Zionis Israel yang tiada henti yang berlangsung selama sembilan bulan.
Baca Juga: ICESCO Tetapkan Keffiyeh Jadi Warisan Budaya Tak Benda Palestina
Para khatib shalat Ied menekankan pentingnya menjenguk keluarga para syuhada, korban luka, dan tahanan, serta menjaga tali silaturahmi.
Mereka juga menekankan perlunya memberikan kebahagiaan kepada anak-anak yatim piatu para syuhada, serta anak-anak korban luka dan tahanan.
Sumber media Palestina setempat, melaporkan, hingga berita ini ditulis, jumlah korban tewas akibat agresi genosida Zionis Israel di Jalur Gaza yang diblokade meningkat menjadi 37.337 orang.
Mereka mengumumkan, sementara jumlah kobran luka meningkat menjadi 85.229, sebagian besar korban luka dan tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Baca Juga: Israel Akui 66 Tentaranya Cedera dalam 24 Jam
Mereka menambahkan, dalam 24 jam terakhir, pasukan pennjajah Zionis Israel melakukan empat pembantaian di Jalur Gaza, yang mengakibatkan terbunuhnya 41 orang dan melukai 102 lainnya.
Selain itu, setidaknya 10.000 orang masih belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan bahwa mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Agresi Zionis Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza.
Baca Juga: Menteri Keuangan Israel Serukan Pendudukan Penuh di Gaza Utara
Sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di selatan yang padat penduduk, dekat perbatasan dengan Mesir – yang menjadi eksodus massal terbesar Palestina sejak Nakba tahun 1948.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Citra Satelit Tunjukkan Penghancuran Sistematis Area Pemukiman Gaza Utara