Gaza, MINA – Protes terjadi di Jalur Gaza sebagai kemarahan terhadap rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Para pemimpin Palestina telah menyerukan tiga hari kemarahan untuk menolak rencana klaim AS terhadap Al-Quds (Yerusalem Timur).
Ratusan orang Palestina turun ke jalan Gaza City pada hari Rabu (6/12), beberapa jam menjelang pengumuman pada pukul 18:00 GMT, Rabu.
Mereka membawa spanduk yang mencela Trump.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Berbicara kepada Al Jazeera dari Gaza, pemimpin Hamas Ismail Haniyah menggambarkan keputusan Trump sebagai “agresi yang mencolok”.
“Kami menyerukan penghentian keputusan ini sepenuhnya, karena ini akan mengantarkan pada awal masa transformasi yang mengerikan, tidak hanya di tingkat Palestina tapi juga di kawasan secara keseluruhan,” kata Haniyah.
“Keputusan ini berarti pengumuman resmi akhir proses perdamaian,” tambahnya.
“Langkah AS tampaknya telah menyatukan kembali orang-orang Palestina secara lebih jauh. Hamas dan faksi-faksi yang lebih kecil di Gaza telah memberikan dukungan penuh mereka kepada gerakan Fattah Mahmoud Abbas dalam penentangannya terhadap langkah AS,” lapor Bernard Smith, wartawan Al Jazeera di Gaza. (T/RI-1/RS2)
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Mi’raj News Agency (MINA)