Srinagar, MINA – Warga Kashmir pada Senin (6/11) memperingati “Hari Syuhada Jammu” atas pembunuhan yang dilakukan pasukan India terhadap warga sipil di Jammu Kashmir.
Ketua Konferensi Semua Pihak Hurriyat, Syed Ali Gilani mengatakan, pemerintah India tidak tulus dalam menyelesaikan perselisihan Kashmir.
“New Delhi tidak pernah memberikan kepentingan politik atas perselisihan mengenai Jammu dan Kashmir,” kata Gilani pada sebuah pertemuan Threek-e-Hurriyat Jammu dan Kashmir di Srinagar. Demikian Anadolu Agency memberitakannya yang dikutip MINA.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Dia mengungkapkan keprihatinannya atas kekerasan, penangkapan, intimidasi dan pembunuhan yang disponsori negara di Jammu dan Kashmir.
Wakil Mufti Agung di Jammu Kashmir, Mufti Nasirul Islam, menolak tawaran perundingan dengan India dan menekankan bahwa dialog tanpa keterlibatan pemangku kepentingan utama akan menjadi sia-sia.
Sebuah pemberontakan baru-baru ini dimulai pada 8 Juli 2016 setelah pembunuhan komandan militan Kashmir berusia 21 tahun Burhan Wani.
Sejak saat itu, Kashmir telah dilanda demonstrasi selama 121 hari dan pemerintah India menanggapi demonstrasi tersebut dengan memberlakukan jam malam dan tindakan keras yang ketat.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Menurut rincian dari polisi, lebih dari 7.000 warga sipil, termasuk aktivis hak asasi manusia, telah ditangkap karena berpartisipasi dalam demonstrasi tersebut.
Lebih dari 70.000 orang dilaporkan terbunuh dalam konflik tersebut sejak 1989. India mengelola lebih dari setengah juta tentara di wilayah yang disengketakan tersebut. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis