Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga Rusia dan Ukraina Rayakan Natal Ortodoks dalam Suasana Perang

Rudi Hendrik - Ahad, 8 Januari 2023 - 08:45 WIB

Ahad, 8 Januari 2023 - 08:45 WIB

4 Views

Umat menghadiri kebaktian Natal yang diadakan oleh Metropolitan Epiphanius, kepala Gereja Ortodoks Ukraina, di Katedral Assumption di Kyiv-Pechersk Lavra di Kyiv, Ukraina, 07 Januari 2023. EFE/EPA/OLEG PETRASYUK

Moskow, MINA – Warga Ukraina dan Rusia merayakan Natal Ortodoks pada hari Sabtu, 7 Januari 2023, di bawah bayang-bayang perang, karena pertempuran terus berlanjut meskipun pemimpin Kremlin Vladimir Putin memerintahkan pasukannya untuk menghentikan serangan.

Kota-kota yang dilanda perang di Ukraina timur tidak melihat adanya penghentian pertempuran yang signifikan. Di kota Chasiv Yar di selatan kota garis depan Bakhmut mendengar tembakan artileri berat sepanjang Sabtu pagi.

Kementerian Pertahanan Rusia bersikeras pasukannya melakukan gencatan senjata sepihak, tetapi juga mengatakan tentaranya telah menangkis serangan di Ukraina timur dan menewaskan puluhan tentara Ukraina pada hari Jumat (6/1).

Namun, pihak berwenang Ukraina mengatakan hanya tiga orang yang tewas pada hari Jumat.

Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri

Di Moskow, Putin yang berusia 70 tahun berdiri sendirian dalam kebaktian di sebuah gereja Kremlin, Katedral Kabar Sukacita, untuk memperingati Natal Ortodoks.

Di Kiev, ratusan jemaah menghadiri kebaktian di Kyiv Pechersk Lavra abad ke-11 saat Metropolitan Epifaniy, Kepala Gereja Ortodoks Ukraina, memimpin liturgi di biara Ortodoks paling penting di negara pro-Barat itu.

Presiden Volodymyr Zelensky, dalam pidato malamnya, mengatakan, dia senang melihat begitu banyak orang menghadiri kebaktian pada hari yang “telah menjadi bersejarah bagi Ukraina, bagi kemerdekaan spiritual rakyat kami.”

Pada Hari Suci Ortodoks, “dunia sekali lagi dapat melihat betapa salahnya kata-kata dari tingkat mana pun yang datang dari Moskow,” tambahnya.

Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan

“Mereka mengatakan sesuatu tentang dugaan gencatan senjata… Tapi kenyataannya peluru Rusia kembali menghantam Bakhmut dan posisi Ukraina lainnya.”

Ukraina sebelumnya menolak gencatan senjata yang akan berlangsung hingga akhir Sabtu (2100 GMT). Ukraina menuding gencatan senjata sebagai taktik Rusia bermaksud mengulur waktu untuk mengumpulkan kembali pasukannya.

Perintah Putin untuk menghentikan pertempuran muncul setelah Moskow menderita korban terbesar dalam satu serangan, dengan serangan Ukraina menewaskan sedikitnya 89 tentara di kota timur Makiivka. (T/RI-1/P2)

 

Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda