Jakarta, 2 Safar 1438/2 November 2016 (MINA) – Salah satu petinggi Yahudi di Australia menyebut jika bantuan militer tahunan AS ke Israel dihentikan, hal ini tidak akan membawa perubahan berarti dalam situasi yang terjadi di Timur Tengah.
“Saya pikir jika bantuan AS ke Israel dihentikan tidak akan membawa perubahan berarti di Timur Tengah, mungkin akan menaikkan tensi keamanan di sana,” kata Ketua Dialog Nasional Kristen-Muslim-Yahudi di Australia, Jeremy Jones, kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di sela-sela acara Forum Damai Dunia (World Peace Forum/WPF) yang digelar di Jakarta, Rabu (2/11).
Menurut Jeremy, bantuan militer AS ke negara-negara sekutu seperti Israel, Arab Saudi, Mesir dan lainnya lebih banyak bertujuan untuk melindungi industri AS di negara-negara itu.
Meskipun dianggapnya sebagai bagian dari kepentingan bisnis AS di Timur Tengah, Jeremy tidak menyinggung korban yang diakibatkan dari penggunaan senjata militer bantuan AS, seperti pesawat tempur F-16 buatan AS yang digunakan Israel untuk melakukan serangan terhadap Gaza.
Baca Juga: Dua Tentara Zionis Israel Tewas di Gaza, Salah Satunya dari Komunitas Druze
AS didesak Amnesti Internasional untuk menghentikan bantuan militer tahunan ke Israel setelah negara itu baru-baru ini mengumumkan meningkatkan bantuan militer kepada Israel untuk 10 tahun ke depan senilai 38 miliar dolar AS atau sekitar Rp 500 triliun. Saat ini nilai bantuan militer AS kepada Israel bernilai 3,1 miliar dolar AS per tahun.
Amnesti dan beberapa pihak internasional menilai AS sudah berlebihan dalam memberikan bantuan ke Israel, karena sejauh ini pemberian bantuan dana dianggap menjadi faktor penambah korban tidak bersalah berjatuhan. (L/R04/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan ke Beirut Beberapa Jam Sebelum Gencatan Senjata