Sudan, 29 Jumadil Awwal 1437/ 8 Maret 2016 (MINA) – Sebuah laporan mengatakan, dalam serangan terbaru terhadap media di Sudan Selatan yang telah dua tahun dilanda perang, seorang PaPasukawartawan, Joseph Afandy diculik, disiksa, dibakar, kemudian dibuang di dekat sebuah tempat pekuburan.
Serangan terhadap Afandy datang saat ia baru dibebaskan dari tahanan selama dua bulan tanpa tuduhan oleh pasukan keamanan dari Desember hingga Februari, setelah mengkritik penanganan pemerintah pada perang saudara yang sudah berlangsung dua tahun.
Afandy, yang dilaporkan diculik pada Jumat oleh orang tak dikenal di dalam kendaraan putih dengan jendela gelap, menelepon bantuan setelah ia dibuang di dekat kuburan.
“Kami menemukan dia dalam kondisi yang buruk, dipukuli dan luka bakar di kakinya,” kata Ibrahim Awuol, dari Radio Eye Juba, rekan Afandy pada Selasa (8/3). Demikian Naharnet yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
“Afandy sekarang dirawat di rumah sakit,” tambah Awuol.
Kelompok HAM menuduh pasukan keamanan menindak wartawan karena pemberitaan yang tak disukai pemerintah, tentang perang saudara di mana puluhan ribu orang telah tewas sejak Desember 2013.
Tujuh wartawan tewas tahun lalu saat meliput perang saudara ini. Beberapa terperangkap dalam pertempuran itu tapi ada juga reporter yang ditembak pada bulan Agustus dalam serangan yang tampaknya ditargetkan pada wartawan itu.
Wartawan George Livio, yang bekerja untuk Radio Miraya didukung PBB di kota Wau, tetap ditahan sejak ia ditangkap pada bulan Agustus tahun 2014.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Organisasi internasional pembela kebebasan pers, Reporters Without Borders, menempatkan Sudan Selatan sebagai negara ke 125 terburuk dalam kebebasan pers dari 180 negara yang dipantau. (T/hna/P2 )
Mi’raj Islamic News Agency
http://naharnet.com/stories/en/204046-report-south-sudan-journalist-tortured-dumped-in-graveyard
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan