dr. Basem Naim adalah salah seorang pemimpin Harakah Muqawamah Islamiyah atau yang biasa disebut Hamas. Merupakan Gerakan Perlawanan Islam berfokus memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan Pembebasan Masjid Al-Aqsa.
Hari-hari terakhir ini eskalasi serangan Israel terhadap Jalur Gaza meningkat dan Hamas melakukan serangan balasan ke wilayah Israel. Hingga kini tidak ada siapapun di antara dua pihak mengetahui kapan perang berhenti.
Dalam kondisi mencekam di Jalur Gaza, Wartawan Senior Kantor Berita MINA, Rifa Berliana Arifin, berhasil secara ekslusif mewawancarai dr. Basem Naim pada Senin (17/5).
“Saat kita berbicara, di atas bangunan ini roket-roket Israel berseliweran, ledakan-ledakan terjadi tidak jauh dari tempat ini,” ujarnya kepada wartawan MINA.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Dr. Basem saat ini menjabat sebagai Kepala Biro Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri Hamas. Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Palestina tahun 2007 kemudian menjabat Menteri Kesehatan Palestina tahun 2012, sekaligus Penasehat Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah.
Berikut adalah wawancara antara MINA dengan dr Basem terkait eskalasi perang Hamas-Israel di Jalur Gaza:
MINA: Seberapa jauh Hamas dapat bertahan menghadapi agresi udara Israel dalam kondisi sudah 200-an korban syahid termasuk orang-orang Hamas sendiri?
Pertama, Kami adalah pemilik tanah Palestina ini dan Hamas saat ini mewakili umat Islam dunia dalam membela kesucian Masjid Al-Aqsa. Kami tidak akan pernah menyerah menghadapi Penjajah Israel, dalam perjuangan mendapatkan kemerdekaan dan membela hak. Kami tidak mengkalkulasikan dengan untung rugi korban syahid, kita kehilangan keluarga, saudara, teman, tapi semua itu adalah pengorbanan mulia untuk mendapatkan keadilan dan kemerdekaan.
Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza
Perjuangan kami tidak dihitung dengan seberapa banyak harta yang kami berikan, waktu yang dibutuhkan sehari, sebulan atau bahkan tahunan dan jiwa yang dikorbankan karena kami mengimani firman Allah Subhanahu wata’ala :
“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka. Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(QS; An-Nisa 104)
Kedua, perang ini bukan pertama kali terjadi. Tahun 2008, 2012 dan pada 2014 perang terjadi selama 51 hari yang mengorbankan ribuan syahid, luka-luka dan hancurnya 3.000 rumah. Meski begitu tidak pernah Hamas mengibarkan bendera putih (menyerah pada Israel). Oleh karena itu seberapa lama perang terjadi dan seberapa sengit terjadi, kami telah mempersiapkannya.
Bahkan pada perang sekarang ini, masih sedikit dari kekuatan kami yang kami kerahkan melawan agresi Israel. Itu saja sudah membuat Israel dan sekutunya terkejut. Lawan dan kawan tidak menyangka kalau Hamas bisa melakukan agresi besar dengan persenjataan canggih.
Baca Juga: Abu Obaida: Sandera Perempuan di Gaza Tewas oleh Serangan Israel
Silent operation yang kami lakukan dan siapkan, siapapun tidak pernah mengetahuinya.
Semua ini terjadi karena izin Allah Subhanahu wata’ala.
Anda bisa bayangkan, roket yang kami buat dengan harga ekonomis sekitar 300 dolar, bisa menembus iron drome Israel yang bernilai jutaan dolar dan menyasar jantung kota Israel, Tel Aviv.
Kita memiliki para pakar drone, pakar siber diantaranya adalah Jamal Zabeda, Nazeem Hatib yang keduanya syahid di hari kedua agresi Israel terhadap Jalur Gaza.
Baca Juga: [POPULER MINA] Perintah Penangkapan Netanyahu dan Layanan di Semua RS Gaza Berhenti
MINA: Israel dalam pernyataannya menuduh Hamas secara sengaja menyerang warga sipil Israel sedangkan mereka menggempur sarang-sarang “teroris” di Jalur Gaza, apa komentar Anda?
Itu hanya argumen-argumen tak berdasar. Foto-foto yang tersebar di media sosial tentang situasi Jalur Gaza dapat menceritakan yang sebenarnya, justru mereka memborbardir secara acak siang-malam rumah-rumah warga Gaza. Bahkan hingga saat ini, Israel membom pabrik-pabrik semen, plastik bahkan makanan yang tidak ada hubungannya dengan yang mereka klaim “teroris”.
Karenanya, Israel telah gagal melumpuhkan kami, mereka secara acak menyerang lokasi-lokasi dan sarana umum: sekolah, rumah sakit dan lainnya.
Adapun tuduhan Israel bahwa Hamas menyerang warga sipil, saya menyampaikan kembali apa yang dikatakan Sheikh Ahmad Yasin 30 tahun yang lalu. “Kita tidak akan menyasar dan menyerang warga sipil akan tetapi jika musuh melakukannya maka kami tidak akan pernah ragu untuk menyerang kota-kota mereka.” Dan jika Israel bersedia berhenti menyerang warga sipil Palestina maka kami pun siap melakukannya.
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan
Apa yang Hamas lakukan sesuai dengan aturan hukum internasional bahwa setiap bangsa yang berada dalam penjajahan, berhak membela dan memperjuangkan kemerdekaan mereka dengan segala upaya termasuk perlawanan dengan senjata.
Apa yang dilakukan zionis Israel di tanah kami adalah penjajahan dan kami berhak untuk melawan.
MINA: Sudah banyak negara menyerukan untuk deeskalasi peperangan, bahkan ada yang bersedia memediasi Hamas-Israel. Bagaimana tanggapan Hamas?
Saya tegaskan, bukan Hamas atau gerakan perlawanan lain di Jalur Gaza, yang memulai peperangan ini. Yang kami lakukan adalah perlawanan dan pembelaan atas kondisi saudara kami di Shaikh Jarrah yang tidak berdaya dan kondisi saudara kami di Masjid Al-Aqsa yang didzalimi tentara Israel dalam kondisi mereka sedang beribadah di bulan Ramadhan.
Baca Juga: Hamas Ungkap Borok Israel, Gemar Serang Rumah Sakit di Gaza
Hamas siap menghentikan serangan dengan dua syarat:
Pertama, Israel menghentikan serangan atas warga Palestina di Jalur Gaza.
Kedua, warga Palestina di Sheikh Jarrah tidak boleh diusik, Israel harus menjamin itu. Dan terpenting berhenti menodai Masjid Al-Aqsa dan menganggu warga Palestina yang beribadah di Masjid Al-Aqsa.
Syarat inilah yang Hamas inginkan dari Israel karena sangat kondisional dilakukan dan tidak melanggar aturan internasional.
Baca Juga: Semua Rumah Sakit di Gaza Terpaksa Hentikan Layanan dalam 48 Jam
MINA: Negara-negara anggota OKI melakukan pertemuan darurat guna membahas situasi Palestina dan Al-Quds Al-Syarif. Lahir beberapa pernyataan dan kecaman atas Israel. Bagaimana Hamas menilai pertemuan ini?
Warga Palestina dimanapun mereka berada, Jalur Gaza, Tepi Barat, Al-Quds, semuanya sedang berjuang melawan penjajahan Israel atas tanah wakaf Umat Islam. Jadi kami sedang memperjuangkan hak umat Islam bukan sebatas kepentingan Palestina semata.
Pertemuan Negara OKI kemarin tentu sangat baik dan mendukung kami, tapi saya ingin menyampaikan bahwa pertemuan tersebut sudah terlambat, karena pertemuan dilakukan setelah Masjid Al-Aqsa dinodai Israel berhari-hari lamanya dan Jalur Gaza dibombardir dan jatuhnya para syuhada.
Jadi pertemuan negara OKI tersebut sangat telat diselenggarakan setelah apa yang sudah dilakukan oleh penjajah Israel terhadap kami.
Baca Juga: Hamas Kecam Penyerbuan Ben-Gvir ke Masjid Ibrahimi
Selanjutnya, sudah puluhan tahun resolusi dan keputusan yang dikeluarkan sebatas kecaman, kutukan. Sama sekali tidak merubah kondisi dan keadaan ke arah yang lebih baik. Bahkan Penjajah Israel hari demi hari makin ganas menggencarkan agenda-agendanya.
Di mana Israel melaksanakan Perjanjian Oslo yang bertujuan agar semua pihak dapat berdamai. Israel melanggar semua kesepakatan, mengabaikan resolusi internasional PBB-OKI, malah memperluas permukiman yahudi, aneksasi Tepi Barat, menjarah permukiman Palestina di Sheikh Jarah dan Agresi terhadap jalur Gaza.
MINA: Tertundanya Pemilu Raya Palestina yang seyogyanya dilaksanakan pada bulan ini, apakah ada kaitannya dengan serangan Israel?
Berkaca pada pemilu raya tahun 2004 di mana pemilu dilaksanakan dengan demokratis, bebas dan tingginya partisipasi seantero warga Palestina membawa Hamas memenangkan suara. Akan tetapi penolakan dan tekanan datang tidak sedikit dari internal Palestina dan negara-negara sekitar hingga akhirnya mereka membentuk pemerintahan Palestina yang “demokratis” sesuai dengan “selera” dan keinginan mereka.
Baca Juga: Hezbollah dan Houthi Kompak Serang Wilayah Pendudukan Israel
Maka dalam 15 tahun terakhir ini kami mengupayakan penyelesaian permasalahan internal Palestina karena kami tahu bahwa perpecahan di internal memberikan angin segar bagi penjajah Israel dan memuluskan agenda-agenda mereka.
Bisa jadi, tertundanya pemilu raya kali ini memberi sinyal adanya kekhawatiran jika Hamas dan Gerakan Perjuangan lain kembali memenangkan suara dan tentunya akan menyulitkan ruang gerak semua pihak khususnya Israel.
Pemilu sebenarnya salah satu upaya cara kami dalam mendapatkan kebebasan dan membela hak-hak. Selain itu untuk menyeret Israel lebih dalam atas kejahatan-kejahatan kemanusiaannya dan pelanggaran terhadap hukum internasional, upaya kami untuk memboikot Israel secara menyeluruh, akan tetapi upaya itu semua gagal maka tidak ada lain selain melakukan perlawanan secara nyata melawan kesewenangan Israel.
MINA: Ada upaya dari negara-negara Muslim di Asia Tenggara untuk mengirimkan Pasukan Perdamaian ke Al-Quds. Tanggapan Hamas?
Baca Juga: Banyak Tentara Israel Kena Mental Akibat Agresi Berkepanjangan di Gaza
Saya amat menyadari begitu pedulinya saudara kami di Asia Tenggara jauh sana, Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam dan apapun yang dilakukan selalu mencerminkan keberpihakan pada Palestina.
Akan tetapi dalam mengimplementasikan pengiriman pasukan perdamaian di Al-Quds amatlah sulit dilakukan. Sebulan yang lalu Putra Mahkota Yordania hendak berkunjung ke Masjid Al-Aqsa hanya untuk shalat di dalamnya tapi Israel tidak mengizinkan.
Israel mengerti betul bahwa jangan sampai ada intervensi keislaman di area Al-Quds oleh siapapun, karena itu akan membangkitkan kepedulian dan kecintaan umat Islam terhadap Masjid Al-Aqsa. Maka segala jenis kunjungan petinggi Islam, penyelanggaraan acara apapun di Al-Quds dan komplek Masjid Al-Aqsa tidak akan pernah Israel izinkan.
Terakhir ini Israel menolak keberadaan tentara Pakistan di komplek Al-Quds, karena mereka Muslim tentunya memiliki keimanan dan kecenderungan untuk membela Masjid Al-Aqsa, dan itu membahayakan Israel.(W/RA-01/P1)
Miraj News Agency (MINA)