Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wawancara MINA dengan MER-C: 22 Tahun Bekerja untuk Kemanusiaan

sri astuti - Ahad, 15 Agustus 2021 - 04:25 WIB

Ahad, 15 Agustus 2021 - 04:25 WIB

2 Views

Relawan MER-C tengan melakukan pengobatan kepada korban banjir

Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) adalah organisasi sosial kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kegawatdaruratan medis, dengan berdasarkan prinsip rahmatan lil‘alamin.

Di momen Miladnya yang ke-22 pada 14 Agustus 2021, hari Sabtu (14/8), MINA berkesempatan melakukan wawancara dengan Ketua Presidium MER-C dr.Sarbini Abdul Murad atau yang akrab disapa dr. Ben, untuk mengetahui  program-program MER-C yang saat ini sedang berjalan dan rencana program selanjutnya, serta harapan ke depan di usianya yang ke 22.

MER-C telah menunjukkan kiprahnya dengan melaksanakan ratusan misi kemanusiaan baik saat bencana alam, perang maupun konflik. Tidak hanya di dalam negeri, tapi hingga ke luar negeri, antaranya adalah menginisiasi pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, Palestina dan Rakhine, Myanmar.

Kedua RS tersebut saat ini terus mengalami proses kemajuan baik dari segi fasilitas maupun pelayanan. MER-C berencana untuk membangun Poli spesialis di RSI Gaza, Palestina, di atas lahan yang diwakafkan oleh pemerintah setempat dan RS Rakhine, Myanmar, yang baru saja mulai beroperasi, yang menurut dr. Ben menjadi kado luar biasa di Milad MER-C tahun ini.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

“…Ini kado yang sangat luar biasa, saya terharu. Saya langsung minta tolong dihubungi Pak Jusuf Kalla, Pak Wapres (Ma’ruf Amin) dan Bu Menlu (Retno Marsudi) ini kado besar bukan hanya untuk MER-C tapi juga untuk bangsa ini,” ujarnya.

Berikut kutipan wawancara MINA dengan dr. Ben:

MINA : Memasuki usia ke 22 tahun ini apa saja program yang saat ini tengah dijalankan MER-C dan apa rencana ke depannya?

dr. Ben : Yang pertama tentu saya ucapkan selamat ulang tahun kepada MER-C yang ke-22. Dan apa yang dilakukan MER-C pada hari ini adalah lebih fokus pada penanganan pandemi, membantu masyarakat yang terkena dampaknya.

Baca Juga: [BREAKING NEWS] Pria Amerika Bakar Diri Protes Genosida di Gaza

Program ini adalah Isolasi Mandiri Terpantau (Isomantau) jadi kita membentuk ratusan sukarelawan. Kemudan kita juga berdiskusi dengan Dinas Kesehatan DKI agar kalau memang ada masyarakat  terkena Covid-19 yang membutuhkan konsultasi lebih dalam dan lebih detile, maka MER-C membuka kesempatan untuk mereka agar bisa menghubungi call center MER-C. Hal ini menjadi bagian dari upaya MER-C membantu pemerintah, membantu umat dalam mengatasi pandemi. Itu adalah kegiatan yang sedang berlangsung sekarang.

Kemudian yang ke depan sebenarnya banyak rencana-rencana besar kita, banyak yang belum bisa kita lakukan. Tapi Alhamdulillah saya dapat informasi dari Mas Ikhwan (salah satu relawan pembangunan RS di Myanmar) bahwa RS kita di Rakhine itu sudah operasional.

Tadinya, saya fikir bagaimana ini peresmian belum, kondisi di Myanmar agak kacau kemudian tambah pandemi, sudah penyerahan kunci tapi belum operasional, sedangkan kalau RS dibiarkan kan bisa terganggu ya, kuwalitasnya bisa menurun. Begitu mendengar sudah operasional, pasien sudah ada dari Muslim atau Budha, Alhamdulillah tidak sia-sia apa yang dilakukan oleh teman-teman.

Ini kado yang sangat luar biasa, saya terharu. Saya langsung minta tolong dihubungi pak Jusuf Kalla, Pak Wapres dan Bu Menlu. Ini kado besar bukan hanya untuk MER-C tapi untuk bangsa ini, itu kado yang indah sekali.

Baca Juga: MUI Gelar Forum Ukhuwah Islamiyah, Minta Presiden Jokowi Ganti Kepala BPIP

MINA : Apa yang MER-C temui selama menjadi relawan yang membantu penanganan pandemi Covid-19?

dr. Ben: Bahwa masyarakat kita ini belum mendapatkan informasi yang valid tentang Covid-19.

Kemudian karena begitu banyak yang terkena Covid -19 jadi pihak nakes kewalahan, kemudian RS penuh, banyak kondisi membutuhkan penanganan sangat cepat. Untuk itu setelah teman-teman berunding maka kita gelar program isomatau itu. Sehingga ini kan sangat membantu pasien-pasien. Selama ini mereka kan ketika kena Covid panik, khawatir, takut, ini membuat imunitas semakin turun dan ini juga membahayakan keselamatan mereka. MER-C membantu buka call center dan ini tidak hanya DKI Jakarta tapi seluruh Indonesia. Jadi silahkan komunikasi dengan dokter-dokter MER-C, kita akan berikan solusi tebaik. Kemudian kita juga adakan kerjasama dengan Dinas Kesehatan setempat sehingga ini bisa jadi program yang bermanfaat untuk semua.

Saat ini juga ada 5M plus vaksin ini sehingga masyarakat ada herd immunity. Jadi memang vaksin merupakan pilihan utama untuk hal ini selain 5M itu. Meski di kalangan masyarakat terbelah tapi saya pikir wajar, ini upaya bersama kita karena tidak ada pilihan lain. Meski ada kontoversi masalah vaksin, ini adalah pilihan utama yang harus didukung semua kita, termasuk MER-C mendukung mengajak semua masyarakat agar tidak alergi dengan vaksin.

Baca Juga: [BREAKING NEWS] Yahya Al-Sinwar Terpilih Sebagai Kepala Biro Politik Hamas

MINA : Bagaimana perkembangan RS Indonesia di Gaza, Palestina, saat ini?

dr. Ben: Memang kita rencana kirim tim sekitar sepuluh orang, itu terkendala pandemi. Kemudian Kemenlu RI juga menyurati pihak Mesir untuk membantu proses keluar visa terutama ke Gaza, tapi sampai saat ini belum ada progres yang signifikan.

Kemudian ada juga program luar biasa, pihak pemerintah di Jalur Gaza memberikan tanah seluas 7 hektar , kita akan dirikan poli spesialis di sana. Ini sangat integrate, ada rumah sakit kemudian ada poli spesialis. Dan itu di luar area RS Indonesia sehingga tidak akan terjadi kerumunan.

MINA : Apa yang menjadi ciri khas dari MER-C dalam melaksanakan misi kemanusiaan sehingga dapat diterima oleh masyarakat di mana-mana?

Baca Juga: Ismail Haniyeh Dikabarkan Terbunuh di Iran

dr. Ben: Jadi saya selalu katakan kepada temen-temen, sebuah organisasi akan jalan karena dua hal. Yang pertama adalah materi, mereka punya dana yang besar dan kedua karena ideologis artinya bahwa komitmen membantu saudara kita apapun agamanya apapun golongannya, karena ini adalah ibadah bagi seorang dokter, ini adalah jihad profesi.

Sebagaimana yang sering saya ulang-ulang adalah kita membantu masyarakat yang terlantar, orang-orang yang dilupakan, ini prioritas kita. Jadi MER-C itu tidak pernah melihat sesuatu apakah ini bisa menjatuhkan reputasi MER-C atau tidak, kami tidak memikirkan itu.

Siapa pun yang membutuhkan pertolongan MER-C dan mereka minta kepada MER-C, kita tidak pernah melihat latar belakang mereka, kita membantu orang itu rahmatan lil ‘alamiin. Jika orang-orang berfikir macam-macam itu terserah ya karena mereka tidak medapatkan info yang tepat.

Kami disambut oleh publik yang luar biasa sekali, jadi kami berterima kasih sekali selama 22 tahun ini kami didukung oleh donatur, tanpa mereka dan relawan MER-C tidak ada apa-apanya.

Baca Juga: Breaking News: Ledakan Dahsyat Guncang Tel Aviv

Yang sangat mengharukan juga ketika saat serangan Israel Ramadhan kemarin, donatur datang berbondong-bondong datang dari berbagai lapisan masyarakat, bukan hanya dari masjid ke masjid ada masyarakat bawah ada masyarakat atas. Ini menggambarkan kepada kita masyarakat ini sangat mendukung MER-C, sangat percaya pada MER-C. Ini saya sampaikan kepada teman teman relawan lihat donasi masyarakat begitu besar, Alhamdulillah selama 22 tahun ini kita bisa melakukan aktivitas kemanusiaan itu, tidak lepas dari perhatian para relawan, simpatisan, donatur.

MINA : Pada Milad ke 22 ini adakah pesan yang ingin disampaikan kepada relawan, donatur dan Mitra MER-C?

dr. Ben : Dalam milad ke 22 ini saya menyampaikan kepada teman-teman relawan di seluruh Indonesia untuk tetap ikhlas melayani semua pihak dan tetap istiqomah dalam perjuangan. Terima kasih atas bantuan-bantuannya selama ini kepada semua pihak dan donatur. 22 tahun ini adalah waktu yang ibaratkan manusia sudah dewasa, udah matang, tapi perjalanan masih panjang, kita membutuhan relawan yang kuat, sigap.

Kemudian para donatur, simpatisan dan mitra, kita semua adalah kekuatan dalam melangkah ke depan. Indonesia ini adalah negara yang kerap terkena bencana, jadi kita membutuhkan orang-orang yang siap untuk membantu sesama. Sebab itu kami juga meminta kepada semua dokter melakukan jihad profesi sehingga bisa bermanfaat bagi bangsa dan negara. (W/P2/R7/P1)

Baca Juga: Presiden Iran Alami Kecelakaan Helikopter di Azerbaijan Timur

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Indonesia
Indonesia
Palestina
Indonesia
Indonesia