Gaza, MINA – Program Pangan Dunia (WFP) kembali memperingatkan bahwa keluarga Palestina di Jalur Gaza masih berada dalam kondisi rawan kelaparan. WFP menekankan pentingnya pengiriman bantuan kemanusiaan secara berkelanjutan setiap hari ke wilayah tersebut, yang hingga kini masih terkepung akibat penutupan perbatasan oleh Israel sejak awal Maret lalu.
“Memberi izin masuknya bantuan ke Gaza hanyalah langkah awal,” tulis WFP melalui akun resminya di platform X, Ahad (25/5). Organisasi pangan PBB itu juga menegaskan perlunya jaminan keamanan dan efisiensi dalam distribusi bantuan di dalam wilayah Gaza.
Kondisi kemanusiaan di Gaza terus memburuk sejak penutupan akses pada 2 Maret, yang berdampak pada terhentinya sebagian besar aliran bantuan. Menurut laporan Palestinian Information Center, krisis yang terjadi saat ini telah menghambat upaya-upaya penyelamatan dan distribusi logistik penting, termasuk pangan.
Di tengah situasi tersebut, muncul inisiatif baru dari pihak Amerika Serikat dan Israel untuk menyalurkan bantuan melalui titik-titik distribusi di wilayah Gaza bagian selatan. Proyek ini dilaporkan dijalankan oleh sebuah organisasi bernama Gaza Relief Foundation yang baru-baru ini terdaftar di Swiss.
Baca Juga: Usai Dijatuhi Sanksi Internasional, Menteri Israel Itamar Ben-Gvir Serbu Kompleks Al-Aqsa
Menurut laporan media, pendiri organisasi tersebut adalah Steve Witkoff, utusan Presiden Amerika Serikat untuk Timur Tengah. Radio militer Israel menyatakan bahwa rencana ini ditujukan untuk memfasilitasi evakuasi warga sipil dari Gaza utara ke wilayah selatan, sebagai bagian dari persiapan relokasi penduduk berdasarkan rencana Presiden AS Donald Trump yang diluncurkan pada masa jabatannya.
Rencana tersebut telah mendapat penolakan luas, termasuk dari Mesir dan Yordania yang menjadi tujuan potensial pemindahan. Penolakan juga datang dari sebagian besar negara Arab, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), serta lembaga internasional lain yang menilai skema ini tidak menjawab akar persoalan dan berpotensi melanggar hukum internasional.
Sejak 7 Oktober 2023, serangan militer Israel di Gaza telah menewaskan atau melukai lebih dari 176.000 warga Palestina. Menurut berbagai sumber, sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, lebih dari 11.000 orang masih dilaporkan hilang. Operasi militer tersebut mendapat dukungan penuh dari pemerintah Amerika Serikat.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sejumlah Menteri Senior Israel Desak Netanyahu Akhiri Perang di Gaza